Womanindonesia.co.id – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sistem jaminan sosial yang inklusif dan menyentuh semua lapisan masyarakat.
Dalam rangka itu, BP Jamsostek mengadakan berbagai program dan inisiatif yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan keamanan bagi seluruh pekerja di Indonesia.
Direktur Utama BP Jamsostek, Anggoro Eko Cahyo, berbicara tentang upaya-upaya nyata yang telah mereka lakukan dan rencana masa depan untuk menciptakan “Inklusivitas Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan”.
Saat ini, pandemi global telah mengubah lanskap ketenagakerjaan secara dramatis. Pekerja harus berurusan dengan ketidakpastian ekonomi, ancaman PHK, dan tantangan lainnya. Dalam kondisi ini, keamanan finansial sangat penting, dan inilah yang menjadi fokus BP Jamsostek.
Anggoro Eko Cahyo, menjelaskan komitmen mereka dalam memberikan perlindungan bagi seluruh pekerja. “Pekerja tidak boleh bekerja dalam ketakutan akan masa depan mereka. Kami berusaha keras untuk memastikan bahwa setiap pekerja di Indonesia dapat bekerja tanpa cemas akan jaminan sosialnya,” katanya belum lama ini.
Asisten Deputi Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Budi Hananto dalam pemaparannya di media brief ‘Lomba Tulis Jurnalistik BPJS Ketenagakerjaan’ pada 16 Oktober 2023 menyatakan, “BPJS Ketenagakerjaan memiliki lima program yaitu jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan
kematian (JKM), jaminan hari tua (JHT), jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), dan jaminan
pensiun (JP).”
Ia juga menekankan bahwa program-program BPJS Ketenagakerjaan tersebut menyasar pasar pekerja yang sangat luas meliputi pekerja di sektor formal dan informal seperti pekerja di jasa konstruksi hingga pekerja migran Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Budi mengakui ada beberapa tantangan di dunia pekerja saat ini dan kedepannya. Ia menjelaskan bahwa BPJS K memiliki kepesertaan 37 juta dari 132 juta tenaga kerja di Indonesia, termasuk TNI, Polri, dan PNS. “Seharusnya ada sekitar 90-an juta pekerja yang mestinya terlindungi dari program BPJS Ketenagakerjaan,” kata Budi.
Pendekatan BP Jamsostek dalam menciptakan “Kerja Keras Bebas Cemas” melibatkan kerja sama erat dengan perusahaan-perusahaan dan organisasi pekerja. Mereka berupaya untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat jaminan sosial dan memberikan solusi yang tepat bagi para pekerja.
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya perlindungan jaminan sosial merupakan perkembangan positif yang mendukung keamanan finansial masyarakat. Semakin banyak pekerja yang menyadari manfaat jaminan sosial, seperti BPJS Ketenagakerjaan, semakin besar kepercayaan diri mereka dalam menghadapi masa depan.
Endah Wigiyanti, seorang pekerja sektor swasta, mencerminkan perasaan banyak pekerja yang telah merasakan manfaat nyata dari jaminan sosial.
“Dengan memiliki jaminan sosial, saya merasa lebih tenang karena saya memiliki perlindungan finansial dalam situasi yang tidak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau masa pensiun,” kata Endah kepada womanindonesia.co.id Senin (16/10).
Lebih lanjut ibu tiga anak ini menuturkan bahwa jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan memberikan rasa aman dan meminimalkan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pekerja dapat fokus pada pengembangan karier dan masa depan yang lebih cerah.
Aksebilitas Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Tidak hanya soal jaminan, BP Jamsostek juga berkomitmen untuk memastikan akses yang mudah dan sederhana ke program jaminan sosial mereka. Program jaminan sosial harus dapat diakses oleh semua pekerja, termasuk mereka yang berada di wilayah terpencil dan berpenghasilan rendah.
Anggoro Eko Cahyo menjelaskan upaya BP Jamsostek dalam meningkatkan aksebilitas program jaminan sosial. BP Jamsostek telah mengembangkan layanan digital yang memungkinkan pekerja untuk mendaftar dan mengakses informasi tentang jaminan sosial mereka dengan mudah.
“Selain itu, kami juga telah memperluas jaringan kantor cabang kami ke wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Ini semua bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pekerja di Indonesia dapat dengan mudah mengakses program jaminan sosial kami,” katanya.
Dalam rangka menciptakan aksebilitas yang lebih baik, BP Jamsostek juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Mereka berusaha untuk menciptakan sistem yang lebih inklusif dan dapat dijangkau oleh seluruh pekerja di seluruh Indonesia.
Dwi, seorang pekerja di daerah pedesaan di Jawa Barat, menggambarkan dampak positif dari upaya peningkatan aksebilitas ini. “Sebelumnya, saya harus bepergian jauh ke kota untuk mengurus jaminan sosial. Sekarang, dengan kantor cabang BP Jamsostek yang lebih dekat, saya bisa dengan mudah mengakses program jaminan sosial tanpa harus mengeluarkan banyak biaya dan waktu,” ujarnya.
Jaminan Sosial untuk Pekerja Sektor Informal
Salah satu aspek yang sangat penting dalam menciptakan inklusivitas sistem jaminan sosial adalah memberikan jaminan sosial kepada pekerja sektor informal. Pekerja di sektor ini sering kali tidak memiliki akses ke jaminan sosial yang memadai, dan inilah yang menjadi perhatian BP Jamsostek.
Anggoro Eko Cahyo berbicara tentang upaya mereka dalam memberikan jaminan sosial bagi pekerja sektor informal. Pekerja sektor informal adalah bagian penting dari ekonomi Indonesia. Mereka harus memiliki akses yang sama terhadap jaminan sosial seperti pekerja formal.
“BP Jamsostek telah mengembangkan program khusus untuk pekerja sektor informal yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan,” katanya.
Sebagai seorang pekerja sektor informal, Norma dulu merasa sangat tidak aman. Dia tidak memiliki jaminan sosial, dan setiap hari membawa kekhawatiran akan risiko sakit atau kecelakaan yang bisa merusaknya secara finansial. Namun, sejak bergabung dengan program BP Jamsostek, Norma merasa lebih tenang dan percaya diri.
“Program ini telah memberikan manfaat nyata bagi saya,” kata Norma dengan senyum di wajahnya. “Dulu, saya selalu cemas tentang apa yang akan terjadi jika saya sakit atau mengalami kecelakaan. Saya tidak punya perlindungan. Tapi sekarang, dengan program BP Jamsostek, saya merasa lebih tenang. Saya tahu bahwa jika saya sakit atau mengalami kecelakaan, saya memiliki perlindungan.”
Dalam rencana masa depan, BP Jamsostek berkomitmen untuk terus mengembangkan program jaminan sosial untuk pekerja sektor informal. Mereka berusaha untuk menciptakan solusi yang sesuai dengan karakteristik pekerja sektor ini, yang sering kali memiliki pola kerja yang tidak tetap.
Kesimpulan Inklusivitas Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah fokus utama BP Jamsostek dalam upaya memberikan perlindungan dan keamanan finansial bagi seluruh pekerja di Indonesia. Dengan program “Kerja Keras Bebas Cemas,” BP Jamsostek berusaha memastikan bahwa pekerja dapat bekerja tanpa cemas tentang masa depan mereka.
Mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan aksebilitas program jaminan sosial, sehingga semua pekerja dapat dengan mudah mengakses manfaat yang mereka butuhkan. Terakhir, BP Jamsostek memberikan perhatian khusus kepada pekerja sektor informal, dengan tujuan memberikan jaminan sosial yang memadai kepada mereka.
Seperti dikatakan Anggoro Eko Cahyo, “Kami percaya bahwa setiap pekerja di Indonesia, tidak peduli di sektor apa pun mereka bekerja, harus memiliki hak yang sama untuk perlindungan jaminan sosial. BP Jamsostek akan terus bekerja keras untuk menciptakan inklusivitas dalam sistem jaminan sosial kita.”
Melalui komitmen yang kuat untuk menciptakan “Inklusivitas Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,” BP Jamsostek memberikan harapan kepada seluruh pekerja di Indonesia bahwa masa depan mereka dapat lebih cerah dan bebas cemas, sehingga mereka dapat berkonsentrasi pada pekerjaan dan keluarga mereka tanpa khawatir tentang masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News