WomanIndonesia.co.id – Traveling sudah menjadi gaya hidup masyarakat saat ini. Namun ketika ingin membawa si kecil bepergian, terbayang sudah kerepotan yang akan terjadi. Terutama dalam hal mensterilkan perlengkapan makan dan minumnya, juga mainan yang kerap masuk ke dalam mulutnya seperti teether.
Maklum, mesin sterilizer biasanya memiliki ukuran yang cukup besar, sehingga akan terasa kurang praktis bila harus dibawa bepergian.
Dr. Andina Chrisnawati Rahardjo SpA, Mkes mengatakan, proses sterilisasi segala perlengkapan yang berhubungan dengan mulut bayi memang sangat penting untuk dilakukan. Sebab bila tidak steril, maka bayi bisa terserang berbagai penyakit. Mulai dari infeksi jamur, diare, hingga hepatitis.
“Sterilisasi adalah suatu cara untuk membunuh mikroorganisme bisa berupa bakteri, virus, jamur atau parasit. Sterilisasi bisa membunuh sampai tingkat spora bakteri atau tingkat lebih kecil bakteri. Dia membunuh bisa smapai tingkat spora bakteri,” jelas dr. Andina pada peluncuran Mahaton Baby Max UV Portable Sterilizer yang diadakan di Fun Stage IMBEX 2019, Jumat (29/11).
Ia menuturkan bahwa sterilisasi ada banyak macam. Bisa dengan alat apa saja bisa pakai misalnya sinar UV, tablet sterilize, dan yang paling sederhana dengan air mendidih. “Rebus air, didihkan baru sterilisasi,” ujar dr. Andina.
Ia mengingatkan, poin penting yang harus dilakukan adalah membaca manual book atau buku petunjuk sterilisasi. “Masing-masing sterilisier hanya bisa dipakai salah satunya,” katanya.
Lebih lanjut dr. Andina memaparkan berbagai macam kontaminan yakni:
1. Air merupakan kontaminan utama bakteri. Tidak bisa dipastikan air yang dipakai bebas bakeri. Meskipun kita merasa bahwa perlengkapan bayi sudah dicuci bersih namun ternyata ada kontaminasi bakteri.
2. Saat mencuci perlengkapan bayi terkadang kita tidakek menjangkau semua sela atau bagian kecil. Meski bagian kecil ini bisa menjadi media berkembangbiaknya bakteri.
3. Penundaan pencucian. Banyak pekerjaan rumah kerap kali membuat kita menunda untuk membersihkan perlengkapan bayi. Disaat itulah bakteri atau kuman ada kesempatan untuk tumbuh.
4. Kemasan penyimpanan harus disterilkan terlebih dahulu. Karena, kita tidak bisa menjamin kemasan penyimpanan bebas mikroorganisme.
“Tangan yang megang ada kunan apa saja. Atau pakai turun temurun punya kakak simpan dipakai adik. Pada proses penyimpanan sudah menumpuk mikroorganisme,” kata dr. Andina.
5. Kontak. Bayi atau kakak sakit bisa menyebarkan kuman di sekitar.
Lebih lanjut dr. Andina menjelaskan bahaya infeksi bakteri atau kuman bagi si kecil. Pertama anak bisa mengalami infeksi mulut akibat jamur atau candiasis. Pada usus, bisa menyebabkan diare yang disebabkan bakteri, parasit, virus dan jamur.
“Nah khusus diare, apabila terlambat ditangani bukan tak mungkin lho menyebabkan kematian,” kata dr. Andina.
Selain itu, juga bisa menyebabkan hepatitis atau infeksi hati. Dan bisa menyebabkan infeksi saluran nafas. “Paling sering batuk pilek,” imbuhnya.
“Infeksi di usus misalnya saluran cerna karena alat makan tidak steril. Gejala bisa muntah-muntah, tidak mau makan, tidak mau minum, BAB cair. Akhirnya berujung kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan. Bisa sedang sampai berat,” jelasnya.
Dan yang harus diantisipsi ialah dehidrasi. Saat dehidrasi akan menunjukan gejala lemas, anak tidak aktif, tampak mengantuk, ubun-ubun cekung, mata cekung, mulut kering, elastisitas kulit berkurang, BAK panjang, lama BAB, warna pekat. “Jika terlambat ditangani bisa sampai berujung kematian,” katanya.
Karena daya tahan tubuhnya yang belum sempurna, maka kehidupan bayi tak bisa dilepaskan dari yang namanya proses sterilisasi. Baik untuk perlengkapan makan dan minumnya, maupun mainan yang dikhususkan langsung masuk ke mulutnya.
“Kuman bisa dihindari dengan prosedur sterilisasi. Botol susu, sendok makan atau perlengkapan makan, gunting kuku bayi bisa diseril karena bisa jadi perantara mikroorganisme sampai di bayi,” terangnya.
Sterilisasi dilakukan minimal satu kali sehari sampai anak usia minimal satu tahun, saat daya tahan tubuh sudah lebih stabil. Termasuk peralatan baru wajib disterilisasi terlebih dahulu dan jangan lupa peralatan yang disimpan lama juga wajib disterilisasi sebelum digunakan.
“Sterilisasi harus bener. Jangan lupa jaga hygiene diri kita sendiri. Cuci tangan dengan enam langkah,” pesan dr. Andina.
Untuk itu, Dokter Andina menyarankan agar proses sterilisasi baik dengan mesin listrik, microwave, sinar UV, tablet khusus, maupun air mendidih harus selalu dilakukan. “Dengan demikian berbagai mikroorganisme seperti bakteri, parasit, jamur, maupun virus akan mati dan tidak mengganggu kesehatan si kecil,” katanya.
Mahaton Baby Max, portable sterilizer berbasis UV dengan ukuran sebesar termos dengan berat hanya 400 gram, dapat dengan mudah dibawa kemanapun juga.
Jevin, Marketing & Sales Manager Mahaton menambahkan bahwa daya tahan tubuh bayi belumlah sempurna, sehingga rentan terserang penyakit berbahaya apabila segala perlengkapan yang berhubungan langsung dengan mulutnya kurang steril.
Yang menjadi masalah, mensterilkan perlengkapan bayi di rumah itu sangatlah mudah, tapi bagaimana jika sedang diluar rumah?.
“Untuk memberikan solusinya, maka kami menghadirkan Mahaton Baby Max UV Portable Sterilizer, yang mampu mencapai tingkat steril hingga 99,9999% atau setara dengan medical grade sterilization,” katanya.
Dengan portable sterilizer inj membantu para orangtua agar tak perlu risau lagi memikirkan cara mensterilkan perlengkapan makan, minum maupun mainan si kecil ketika sedang bepergian.
Adapun Mahaton Baby Max UV Portable Sterilizer itu sendiri merupakan sterilizer yang menggunakan 2 UVC LED waterproof dari USA, sehingga dapat mensterilkan segala jenis barang dalam keadaan basah maupun kering hanya dalam waktu 3 menit.
Sementara untuk pengisian dayanya, sterilizer ini dapat menggunakan powerbank dengan kabel USB tipe B selama 3 jam dan dapat digunakan selama waktu 1 minggu (dengan rata-rata pemakaian lima kali dalam 1 hari).
Pemain film dan sinetron Tya Ariestya (33) mengaku sangat terbantu dengan hadirnya portable sterilizer ini.
“Ya, aku ini kan orangnya lumayan mobile. Nah biasanya ketika harus bepergian kesana kemari, sebisa mungkin aku bawa Kanaka dan Kalundra yang masih balita,” kata Tya.
Khusus untuk Kalundra, usianya kan baru 6 bulan dan sedang senang-senangnya menggigiti teether. Yang jadi masalah bila teether-nya terjatuh, otomatis tidak bisa digunakan lagi karena susah untuk mensterilkannya bila sedang diluar rumah.
“Dengan portable sterilizer, teether Kalundra yang terjatuh cukup aku cuci dan sterilkan langsung didalamnya. Hanya dalam waktu 3 menit, Kalundra bisa langsung main lagi deh dengan teether-nya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News