Womanindonesia.co.id – Televisi sekarang ini menjadi bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari, mengingat fungsinya bukan hanya sekedar memberikan informasi namun juga sebagai alat untuk penghibur dengan ragam acara. Namun orang jarang mengetahui kalau ada peringatan Hari Televisi Sedunia.
Memang jarang sekali kita mendengar ucapan Hari Televisi Sedunia dan menganggap peringatan ini tidak terlalu penting untuk kita ketahui.
Namun tidak ada salahnya mulai dari sekarang kita mengingat setiap tanggal 21 November sebagai Hari Televisi, setidaknya sebagai bentuk apresiasi akan manfaat dari televisi itu sendiri.
Sejarah Majelis PBB Memproklamirkan Hari Televisi Sedunia
Hari Televisi Sedunia diperingati setiap tanggal 21 November bersamaan dengan peringatan Hari Halo dan Hari Pohon Sedunia. Keputusan adanya peringatan ini atas kesepakan bersama oleh anggota Majelis PBB sekitar 25 tahun lalu, tepatnya pada bulan Desember 1996.
Disinilah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproklamirkan 21 November sebagai Hari Televisi Sedunia. Bukan tanpa alasan kenapa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat keputusan ini. Keputusan ini di ambil sebagai pengakuan atas meningkatnya dampak televisi terhadap pengambilan keputusan berbagai konflik dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan.
Seperti kita ketahui, sebelum mengenal televisi sebagai masyarakat kita menerima dan mendapatkan informasi melalui siaran radio dan juga melalui surat kabar.
Meski awalnya televisi memiliki format yang sama dengan radio yaitu membacakan buletin berita dengan latar belakang hitam putih, yang membedakan sosok pembaca berita menjadi terlihat.
Seiring dengan perkembangan teknologi, siaran televisi mulai beragam, seperti memasukan gambar dengan berbagai peristiwa, adanya wawancara dengan berbagai narasumber dan latar belakang yang semakin menarik.
Secara perlahan ketika teknologi televisi warna mulai ditemukan dan dikembangkan, televisi gaya monokrom pada pertengahan hingga akhir tahun enam puluhan pelan-pelan ditinggalkan dan tergantikan dengan perangkat elektronik yang memiliki teknologi optik, serta tambahan digital yang semakin canggih seperti sekarang ini.
Namun peringatan Hari Televisi Sedunia tidak ada hubungannya dengan perkembangan teknologi elektronik itu sendiri, melainkan adanya peran televisi yang secara filosofinya mampu memberikan informasi untuk mewakili dunia dengan filosofi keterbukaan dan transparansi isu-isu dari berbagai belahan dunia.
Tidak mengherankan kalau televisi dianggap memiliki peranan penting akan perkembangan informasi yang tidak hanya memberikan edukasi, ilmu pengetahuan tapi juga hiburan bagi seluruh masyarakat dunia.
Terlepas televisi memiliki peranan yang penting akan perkembangan informasi, namun diharapkan juga sebagai jembatan kita mengukur kelayakan tontonan yang memberikan pengaruh positif. Karena terlalu lama menonton televisi pun memiliki dampak negatif. Lalu berapa lama durasi yang tepat menonton televisi dalam satu hari?
Durasi Yang Tepat Menonton Televisi
Berdasarkan laporan dari KPI yang menunjukan bahwa anak-anak Indonesia menempati urutan teratas dalam urusan menonton siaran televisi terlama di antara negara-negara ASEAN. Anak Indonesia rata-rata menonton TV hingga 5-7 jam setiap hari, sementara anak-anak di negara ASEAN lainnya hanya menghabiskan waktu di depan TV sekitar 2-3 jam per hari.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Archives of Disease in Childhood tahun 2017 melaporkan, bahwa anak-anak yang terbiasa menonton televisi lebih dari 3 jam setiap hari berisiko tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Anak-anak yang menonton TV hingga lebih dari 3 jam setiap hari juga dilaporkan berisiko mengalami obesitas pada usia 30 tahun, ungkap sebuah studi lain asal Inggris.
Menurut annjuran American Academy of Pediatrics (AAP), orangtua sebaiknya tidak memperbolehkan anak-anak mereka menggunakan perangkat elektronik apa pun (konsol game, lappto, tablet elektronik, ponsel) sampai menginjak usia 18 bulan. Ketika usia anak berada di rentang 18-24 bulan, Anda boleh mulai memperkenalkan mereka pada media digital yang memiliki konten edukatif.
Sementara itu, durasi menonton TV dan pemakaian gadget bagi anak-anak berusia 2-5 tahun harus dibatasi maksimal 1 jam per hari. Kontennya pun hanya sebatas yang bersifat edukatif. Ketika membolehkan anak menonton TV atau main gadget, Anda harus terus mendampingi mereka untuk mengawasi apa yang mereka tonton.
Untuk anak-anak yang berusia lebih dari 6 tahun, American Academy of Pediatrics menganjurkan durasi menonton TV harus kurang dari 2 jam setiap hari.
Jadi tidak ada salahnya mulai sekarang sebagai orang tua memahami akan dampak negatif terlalu lama nonton TV dengan membatasinya sesuai anjuran para ahli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News