Womanindonesia.co.id – Hari sosial nasional diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Tak banyak masyarakat yang tahu tanggal 22 Desember tidak hanya memperingati momen bersejarah Hari Ibu saja, tapi juga sebagai Hari Sosial.
Sejarah Hari Sosial
Hari sosial sendiri sebenarnya sudah banyak mengalami perubahan atau penyebutan nama. Pernah berubah menjadi Hari Kebhaktian Sosial, dan berganti lagi menjadi Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional.
Pergantian nama ini sebenarnya tidak mengindikasikan apapun hanya saja memperluas maknanya. Bukan hanya sebagai pemersatu bangsa namun juga pengingat sejarah bagaimana Indonesia memperoleh kedaulatannya sendiri.
Hari sosial tercetus ketika pemerintah melihat semakin beratnya permasalahan sosial yang dialami Indonesia selepas kemerdekaan pada 1945. Pemerintah memahami dibutuhkan sebuah gerakan yang melibatkan seluruh unsur lapisan masyarakat untuk mengatasinya.
Lantas pada Juli 1949 di kota Yogyakarta, Kementerian Sosial mengadakan Penyuluhan Sosial bagi tokoh-tokoh masyarakat dan Kursus Bimbingan Sosial bagi Calon Sosiawan atau Pekerja Sosial. Berharap selepas penyuluhan ide-ide baik tercipta dan dapat mengatasi permasalahan sosial yang semakin meningkat.
Sebab berkurangnya masalah sosial dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agar cita-cita tersebut dapat terwujud dibutuhkan persatuan para sosiawan atau pekerja sosial.
Pada 20 Desember 1949 Kementerian Sosial pada saat itu berupaya menciptakan Lambang Pekerjaan Sosial dan Kode Etik Sosiawan. Pada hari itu pula Kementerian Sosial mengesahkannya menjadi hari sosial.
Hari sosial bisa kita rayakan dengan apa saja yang berkaitan langsung dengan orang-orang atau masyarakat. Setiap orang menjabarkannya sesuai kepentingan sosialnya masing-masing. Bagaimana menumbuhkan jiwa sosial generasi muda? Sebelum itu mari kita ulas apa saja karakter jiwa sosial?
Apa yang dimaksud dengan jiwa sosial?
Menurut KBBI, ‘sosial’ berkenaan dengan masyarakat. Sosial juga dapat dilihat sebagai suatu perhatian yang diberikan secara sukarela demi kepentingan umum, seperti suka membantu, menolong sesama, dan sebagainya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud Jiwa sosial adalah sikap yang menggambarkan kepedulian untuk melakukan sesuatu kepentingan kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan.
Ada beberapa karakter jiwa sosial diantaranya rela membantu lebih kepada orang lain, memiliki niat yang iklas, bisa meluangkan waktu, dan menyayangi orang tanpa pandang bulu.
Tips Menumbuhkan Jiwa Sosial Bagi Generasi Muda
-
Bergaul dengan orang baik
Menurut Chiki Fawzi, sebenarnya ada beberapa cara sederhana untuk melatih kepedulian pada orang lain. Dengan circle yang baik, secara tak langsung seseorang akan mengadopsi kebiasaan orang-orang di sekitarnya.
-
Mengurangi durasi di dunia maya
Dengan mengurangi waktu di sosial media atau dunia ‘maya’ membuat kita lebih banyak berinteraksi langsung dengan orang-orang di kehidupan nyata. Dengan sering berinteraksi sosial akan mendorong jiwa sosial generasi mudah semakin tumbuh.
Kendati demikian, Chiki juga tak menampik kalau dunia maya, terutama media sosial, memiliki peran dalam menyebarkan informasi, bahkan memberi inspirasi.
-
Terlibat dalam komunitas atau organisasi sosial
Saat ini banyak lahir komunitas dan organisasi sosial yang memiliki program kerja dan kegiatan sosial. Dengan begitu, generasi muda bisa mendapat inspirasi dan semangat jiwa sosial yang tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat.
-
Menjadi Relawan Bencana atau Musibah
Memiliki perasaan empati terhadap orang yang menderita kemalangan merupakan naluri setiap manusia. Dengan melibatkan diri menjadi relawan atau volunteer semakin menyentuh hati kita untuk melakukan kebaikan dan membantu orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita, baik itu tenaga, materi maupun pikiran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News