Womanindonesia.co.id – Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya. Peringatan hari pahlawan bukan lah sekedar untuk diingat saja, namun lebih dari itu perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah rela mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perlu terus dikenang sepanjang masa oleh kita semua.
Tak hanya dari para kaum laki-laki yang menjadi pahlawan negara kita namun banyak pula berasal dari kaum perempuan. Nah di moment Hari Pahlawan ini kami akan membalas pahlawan perempuan yang kemudian namanya diabadikan dan dijadikan nama jalan. Siapakah mereka? Simak berikut in:
1. Nyi Ageng Serang
Di Hari Pahlawan ini kita kembali mengenang jasa para pahlawan tak terkecuali pahlawan perempuan satu ini. Pada awal Perang Diponegoro, 1825, Nyi Ageng Serang yang berusia 73 tahun memimpin pasukan dengan tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Tidak hanya turut berperang, ia juga menjadi penasehat perang. Ageng Serang berjuang di beberapa daerah, seperti Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, dan Rembang.
Salah satu strategi perang paling terkenal darinya adalah penggunaan lumbu (daun talas hijau) untuk penyamaran. Namanya pun diabadikan menjadi nama gedung di kawasan Kuningan dan nama jalan di Tegal Selatan Bandung, Jawa Tengah, dan di Sindangjawa, Dukupuntang Cirebon, Jawa Barat.
2. RA Kartini
Pada peringatan Hari Pahlawan, nama Raden Ajeng Kartini tak pernah luput dari masyarakat Indonesia. Pahlawan pejuang emansipasi perempuan, R.A Kartini juga diabadikan namanya sebagai nama jalan di Belanda. RA Kartinistraat atau jalan RA Kartini tersebar di 4 wilayah berbeda di Belanda, yakni Haarlem, Utrecht, Venlo, dan Amsterdam. Penamaan jalan RA Kartini ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah Belanda terhadap wanita asal Jepara itu.
Semasa hidupnya, Kartini diketahui sangat lantang menyuarakan kesamaan hak antara wanita dan pria. Ia rajin berkirim surat dengan rekan-rekannya yang rata-rata merupakan warga Belanda. Kumpulan surat-suratnya itu kemudian dibukukan oleh JH Abendanon, Menteri Kebudayaan dan Kerajinan Hindia Belanda saat itu. Judulnya pun melegenda hingga detik ini, Habis Gelap Terbitlah Terang.
3. Opu Daeng Risadju
Namanya bisa ditemui di jalan kelurahan Amasangan, kota Palopo, Seluwesi Selatan. Kegigihan Opu melawan penjajah kala itu bahkan membuat dirinya harus dibuat tuli seumur hidup oleh Belanda. Atas jasanya terhadap bangsa dan negara, wanita kelahiran Kota Palopo pada 1880 silam itu mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah pada 2006.
4. Rangkayo Rasuda Said
Tentu sudah tidak asing lagi di daerah Kuningan Jakarta, terdapat nama jalan Rasuna Said. Nama tersebut merupakan nama pahlawan perempuan Indonesia dengan nama lengkap Rangkayo Rasuda Said, beliau lahir 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Kemudian wafat di usia 55 tahun pada 2 November 1965, dan dikebumikan di TMP Kalibata, Jakarta.
Melansir Jakarta Smart City di alamat smartcity.jakarta.go.id, HR Rasuna Said adalah pejuang wanita di masa kemerdekaan yang gigih memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, ia dikenal sebagai sosok berkemauan keras dan berpengetahuan luas.
Itulah empat pahlawan perempuan yang namanya kerap dijadikan nama jalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News