Womanindonesia.co.id – Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 15 Oktober yang di prakarsai oleh Kemitraan Cuci Tangan Global (GHP) pada tahun 2008, yang kemudian ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hal yang melatarbelakangi ditetapkannya Hari Mencuci Tangan Sedunia dimulai untuk mengurangi angka kematian anak dan penyakit pernafasan serta diare dengan memperkenalkan perubahan perilaku sederhana, seperti mencuci tangan pakai sabun.
Nah, apasih sebenarnya yang membedakan mencuci tangan dengan sabun dan tanpa sabun? Simak penjelasan berikut ini:
Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia ini bertujuan agar masyarakat bisa menerapkan pola hidup sehat dengan membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) agar terhindar dari penyakit menular.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Wiendra Waworuntu sangat menganjurkan agar masyarakat mencegah penyakit menular dengan mencuci tangan pakai sabun dibandingkan mencuci tangan tanpa sabun.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa perilaku mencuci tangan pakai sabun ini dapat mengurangi risiko diare sebanyak 45 persen dibandingkan tidak memakai sabun sama sekali.
Wiendra menambahkan selain diare, kegiatan sederhana ini juga bisa meminimalkan penyakit menular lain seperti hepatitis, cacingan, dan infeksi pernapasan.
Perlu Anda tahu bahwa air mengalir memang bisa membersihkan kuman yang menempel pada tangan, tapi hanya sebagian saja. Jika Anda tidak menggosokkan jari dengan benar saat mencuci tangan, kuman yang menempel erat pada sela-sela jari atau kuku tentu tidak akan ikut terbawa sedangkan ketika Anda mencuci tangan dengan sabun akan membunuh semua kuman yang menempel pada tangan.
Mencuci Tangan dengan Sabun Turunkan Kasus Penyakit Diare dan ISPA
Salah satu penularan COVID-19 dan penyakit lainnya terjadi karena virus atau bakteri yang menempel pada tangan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan tersebut.
Direktur Kesehatan Lingkungan Vensya Sitohang mengatakan mencuci tangan dengan sabun adalah cara termurah dan paling efektif untuk menghentikan penularan COVID-19 dan akan tetap menjadi tindakan pencegahan.
Selain COVID-19, CTPS dapat menurunkan penyakit diare hingga 30% dan ISPA hingga 20%. Dua penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian anak Balita di Indonesia.
“Untuk menghentikan penularan COVID-19 dan mencegah wabah di masa depan, semua orang di manapun harus melakukan praktik CTPS,” kata Vensya dikutip dari laman sehatnegeriku Jumat (15/10).
Akses terhadap fasilitas CTPS harus disertai dengan perilaku CTPS yang benar, yakni setiap orang harus mencuci tangan dengan sabun secara teratur, setiap saat kritis, dan mengikuti teknik mencuci tangan yang benar.
Tak hanya itu, lanjut Vensya, akses terhadap air sanitasi dan kebersihan adalah hak asasi manusia. Setiap orang harus memiliki akses air minum yang aman dan toilet bersih, serta fasilitas kebersihan yang aman.
Sayangnya, belum semua rumah di Indonesia memiliki fasilitas cuci tangan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 di Indonesia 1 dari 4 orang tidak memiliki fasilitas cuci tangan di rumahnya. Jumlah ini 25% dari populasi atau 64 juta orang Indonesia tidak memiliki akses cuci tangan.
Selain fasilitas CTPS di rumah, ada juga beberapa tempat yang harus ada fasilitas tersebut, antara lain sekolah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan tempat-tempat umum seperti mal, pasar tradisional, dan taman.
Hari CTPS menjadi momentum masyarakat dalam mencegah penularan berbagai penyakit. Melalui tema ‘Masa Depan Kita di Tangan Kita – Mari Beraksi Bersama Untuk Membuat CTPS Nyata Bagi Semua’ mengingatkan masyarakat global akan pentingnya sanitasi bersih dalam kehidupan sehari-hari.
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia mengadakan Gerakan CTPS di 10.000 lokus. Ketua Umum PP Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Prof Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes mengatakan gerakan tersebut bertujuan memberikan edukasi pada masyarakat dari suatu perilaku sederhana yang dapat berdampak besar. “Gerakan tersebut menyampaikan informasi bahwa tangan yang bersih dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit menular lainnya,” ucap Arif.
sumber: ( 1 )
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News