Womanindonesia.co.id – Hari Perlindungan Anak Sedunia diperingati setiap tahunnya dibeberapa negara di dunia pada tanggal 1 Juni. Peringatan ini sebagai pengingat bahwa ada banyak masalah yang harus diatasi demi meningkatkan kesejahteraan masa depan anak-anak.
Lantas, bagaiamana sejarah Hari Perlindungan Anak Sedunia? Simak berikut ini:
Sejarah Hari Perlindungan Anak Sedunia
Mulanya, Hari Anak dicetuskan di Amerika Serikat pada tahun 1856. Ide ini disampaikan oleh Pendeta Dr. Charles leonard dari Universalist Church of the Redeemer di Chelsea, Massachusetts.
Pendeta pada saat itu memiliki kebiasaan untuk mengadakan kebaktian yang diperuntukan bagi anak-anak. Kegiatan ini biasa dilakukan pada minggu kedua bulan Juni. Kemudian, selama bertahun-tahun, banyak pihak yang menyarankan agar diadakan peringatan Hari Anak.
Sayangnya, pemerintah tidak menggubris saran tersebut. Presiden saat itu juga sebenarnya sudah menetapkan Hari Anak Nasional, tapi tidak ada perayaan tahunan secara resmi.
Pada tahun 1925, dilakukan Konferensi Dunia untuk Kesejahteraan Anak. Konferensi tersebut membahas mengenai isu tentang anak-anak. Kemudian, pada tahun 1949 melalui kongres Women’s international Democratic Federation di Moskow, ditetapkan Hari Perlindungan Anak sedunia. Perayaan pertama kali dilakukan pada 1 Juni 1950 dan dilakukan secara universal pada 1954.
Tips Melindungi Anak dari Konten Sosial Media yang Tidak Layak
1. Komunikasi
Jika mendapati anak tengah mengakses konten yang tidak layak. Namun sebagai orangtua jangan langsung memarahi mereka, apalagi menghukumnya. Cara yang bisa dilakukan adalah mengajak anak berkomunikasi, bicara dari hati ke hati.
Selanjutnya, orangtua bisa menjelaskan dampak buruk melihat konten tidak layak seperti konten pornografi kepada anak. Selain keluarga inti, pihak sekolah juga bisa turut terlibat dalam upaya mencegah paparan konten pornografi pada anak.
2. Gunakan Aplikasi Family Link
Family Link bisa digunakan untuk memahami aktivitas anak saat menjelajahi internet. Orang tua bisa membatasi anak-anak dengan menggunakan beberapa fitur di Family Link.
Fitur-fitur tersebut adalah:
- Mengawasi waktu penggunaan perangkat dan membatasi akses harian. Pembatasan Akses harian berguna apabila anak telah melanggar ‘perjanjian’ penggunaan perangkat.
- Mengunci perangkat anak dari jarak jauh.
- Melihat aktivitas anak. Fitur ini untuk mencegah anak agar memahami minat anak di intenet.
- Melihat lokasi anak.
- Mengelola akun dan aplikasi yang digunakan. Hal ini berguna untuk menjaga anak dari aplikasi yang tidak cocok untuk anak dan untuk menjaga privasi data dari aplikasi bodong.
3. Gunakan Aplikasi YouTube Kids
Google membuat aplikasi YouTube Kids agar bisa menjadikan YouTube sebagai ruang yang cocok bagi anak-anak. Eksplorasi dalam konten video bisa disesuaikan bagi anak anak. YouTube menjadi platform video yang menjadi tempat bagi digital natives bereksprersi.
YouTube memang secara gamblang melarang konten negatif, tapi berlandaskan kebebasan berekspresi para digital natives ini, YouTube juga menjadi sarang konten yang tak layak dikonsumsi anak. Misalnya saja ucapan kasar, baju minim, dan berbagai hal yang tidak mencerminkan ada ketimuran Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News