Womanindonesia.co.id – Hari Buku Nasional dirayakan setiap tahunnya pada tanggL 17 Mei yang mulai diperingati sejak tahun 2002. Tujuan peringatan Hari Buku Nasional untuk memacu minat baca masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan buku.
“Kami ingin agar peringatan Hari Buku seperti Valentine’s Day, di mana pada hari itu setiap orang memberi sebuah buku kepada orang lain,” kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arselan Harahap.
Malik Fadjar menyadari, membuat masyarakat gemar membaca tak mudah dilakukan. Apalagi, pada generasi muda yang sudah telanjur didominasi alat digital. Padahal, menurut dia, membaca dapat membuat kita mengetahui perkembangan terbaru, hingga meramalkan masa depan.
Hari Buku Nasional 17 Mei: Plus Minus Buku Fisik VS E-Book
Di masa lalu, tokoh-tokoh pemimpin Indonesia dikenal merupakan sosok yang suka membaca. Salah satunya Bung Hatta yang dikenal dengan kalimatnya, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas”.
Dikutip dari Harian Kompas, 1 Januari 2000, bacaan Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno atau Bung Karno sangat kaya. Tak hanya membaca, Bung Karno dan Bung Hatta juga aktif menulis di surat kabar. Mereka juga punya banyak karya berupa buku. Buku Bung Karno antara lain Indonesia Menggugat, Di Bawah Bendera Revolusi, Mencapai Indonesia Merdeka, dan lain-lain.
Plus Minus Buku Fisik VS E-Book
Bentuk
Buku fisik memiliki beragam ukuran yang tidak ditentukan oleh jenis atau genrenya. Ukuran buku sering kali menjadi salah satu pertimbangan dalam membeli buku. Buku fisik terbuat dari berbagai jenis olahan kertas, memiliki sampul tebal maupun tipis, berwarna maupun hitam putih. Ukuran buku fisik yang beragam tentu memakan tempat untuk dibawa kemana-mana.
Sementara buku digital atau e-book hadir dalam bentuk dokumen elektronik yang bisa diakses melalui berbagai perangkat digital seperti laptop, pc, smartphone, maupun e-book reader. Format dokumen yang bisa digunakan oleh e-book antara lain .pdf, .mobi, .epub, serta jenis format lainnya.
Berbagai perangkat di atas memungkinkan kamu membawa ratusan hingga ribuan buku digital dalam perangkatmu. Ini seolah membuat perangkat menjadi perpustakaan pribadi.
Kemudahan untuk dibawa
Perbedaan buku fisik vs e-book yang perlu kamu ketahui pertama adalah kemudahannya untuk dibawa. Seperti yang diketahui, e-book menawarkan kemudahan karena bisa disimpan dalam satu perangkat. Beragam buku dapat dibeli dan di- download ke Kindle dan perangkat smartphone lainnya untuk kamu kamu. Secara lebih mudah, e-book bisa dibilang unggul, buku fisik akan memberikan beban tambahan pada tasmu.
Harga
Salah satu perbedaan yang cukup signifikan sebagai pertimbangan membeli kedua jenis buku ini adalah harga. Buku fisik tentu saja akan lebih mahal dibanding e-book. Hal ini sebanding dengan lamanya proses produksi yang dilaluinya. Mulai dari mencetak, menyunting, hingga distribusi sebelum sampai ke tanganmu. Belum lagi biaya cetak serta kertas juga masuk ke dalam perhitungannya.
Sementara itu, kamu bisa mendapatkan e-book dengan harga yang relatif lebih murah sebab proses produksinya cukup cepat. Penerbit atau penulis hanya cukup mengunggah dokumen, kemudian kamu tinggal mengunduhnya. Tanpa kertas dan biaya cetak, tentu saja harga produksinya juga bisa lebih murah.
Penyimpanan
E-book, seperti Glints singgung di atas, dapat kamu miliki hanya dengan men -download- nya melalui aplikasi atau situs tertentu. Hal ini membuat e-book dapat lebih mudah untuk disimpan. Kamu dapat menyimpannya di perangkatmu atau layanan cloud .
Namun, bagi pecintanya, memiliki rak atau lemari buku yang berisi sederet buku favorit memang kepuasan tersendiri. Memang, kamau harus membeli lemari tersebut, tapi sama saja, bukan dengan membel smartphone atau perangkat untuk e-book?
Pembajakan
Baik e-book maupun buku fisik, keduanya tidak lepas dari masalah pembajakan. Membeli buku hasil bajakan memang lebih murah, tapi ingat, lho, hal ini termasuk tindakan kriminal! Jika kamu membeli buku bajakan, penulis dan penerbit buku tersebut tidak akan mendapatkan pemasukan ataupun royalti asal hasil karyanya.
E-book bajakan juga sering dan mudah ditemukan di internet pada situs-situs tertentu yang umumnya tidak secara resmi dibuat oleh penulis atau penerbitnya. Sementara buku fisik bajakan banyak beredar di toko-toko buku kaki lima dan umumnya berbentuk kopian buku dengan kualitas cetak yang jelek. Karenanya kamu harus cermat sebelum membeli, ya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News