Hari Angkutan Nasional diperingati tanggal 24 April setiap tahun untuk memeringati perkembangan sejarah angkutan umum di Indonesia.
Womanindonesia.co.id – Bertepatan Hari Angkutan Nasional 2022 kita akan membahas mengenai prioritas perjalanan angkutan umum menjelang mudik Lebaran Idul Fitri. Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat mengungkapkan, memprioritaskan perjalanan mudik yang menggunakan angkutan umum sudah saatnya dilakukan.
“Caranya dengan pengawalan atau pendampingan khusus oleh Polri atau Ditjenhubdat/Dishub terhadap rombongan bus umum yang mengangkut pemudik mulai dari terminal keberangkatan hingga terminal tujuan. Waktu perjalanan akan lebih terjamin lebih cepat tiba di tujuan ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga transportasi umum dapat menjadi pilihan utama,” kata Djoko kepada womanindonesia.co.id Jumat (22/4).
Di tengah tingginya minat mudik tahun ini yang diperkirakan 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran, perlu ada upaya khusus untuk mengurangi kemacetan di luar kebiasaan. Hasil survey ketiga Badan Litbang Perhubungan (Maret 2022), menunjukkan angka cukup besar pilihan menggunakan kendaraan pribadi sekitar 46,6 persen atau 39,8 juta orang, yakni mobil pribadi 26,8 persen (22,9 juta orang) dan sepeda motor 19,8 persen (16,9 juta orang).
Keengganan menggunakan transportasi umum saat mudik disebabkan tidak tersedianya sarana transportasi umum di daerah. Namun dalam dua tahun belakangan ini untuk daerah tujuan mudik sudah ada perkembangan fasilitas angkutan umum di Yogyakarta, Semarang, Solo, Banyumas dan Surabaya.
Sepeda motor bukan sarana transportasi jarak jauh. Saran dari KNKT maksimal untuk 3 jam perjalanan. Belum lagi aturan angkut barang tidak boleh lebih 90 cm dari sadel, lebar barang tidak lebih dari stanbg kemudi dan maksimal ditumpangi 2 orang.
“Anak-anak jangan dibawa menggunakan sepeda motor. Angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan korban pengguna sepeda motor masih cukup tinggi di kisaran 80 persen,” kata Djoko.
Lebih lanjut ia menerangkan, mudik dengan transportasi umum juga dinilai paling tepat saat ini agar lebih memudahkan pengawasan dan pengaturan. Keberangkatan mudik lewat simpul transportasi umum, seperti terminal, dinilai lebih mudah diawasi dan diatur.
Penyediaan bus gratis dengan berangkat dari terminal dirasa sangat tepat. Mayoritas pemudik memilik naik bus dari terminal (50,8 persen). Selanjutnya memilih berangkat dari pool PO Bus 21,7 persen, agen bus 15,3 persen dan di pinggir jalan 12,2 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News