WomanIndonesia.co.id – Penyakit Jantung Bawaan (PJB) atau Congenital Heart Disease (CHD) adalah penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan.
Dilaporkan, angka kejadian PJB, sekitar 8 bayi dari 1000 kelahiran hidup dengan 30%, di antaranya memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan di mana sebagian besar pasien PJB terabaikan (tidak ditangani dengan benar).
Pasien PJB setidaknya perlu satu kali konsultasi dengan dokter jantung subspesialis Penyakit Jantung Bawaan. “Pasien PJB mempunyai harapan hidup tiga kali lebih besar apabila ditangani oleh dokter spesialis jantung dan bedah jantung bawaan secara benar,” jelas Dokter Spesialis Penyakit Jantung Bawaan dari Heartology Cardiovascular Center dr. Radityo Prakoso pada webinar Sabtu (29/5).
Lebih lanjut dr. Radityo Prakoso menyebutkan beberapa penyebab pasien PJB terabaikan. Pasien merasa telah sembuh karena telah ditangani waktu masih anak-anak sehingga tidak konsultasi secara rutin pada masa remaja dan dewasa. Selain itu, kesibukan bekerja, konsultasi dengan dokter yang kurang tepat ataupun sikap abai pasien terhadap keluhan yang dirasakan.
“Penurunan fungsi jantung ini terjadi secara bertahap, sehingga dengan berkonsultasi secara teratur, kerusakan ini dapat dideteksi secara dini,” jelas dr. Radit.
Seiring dengan kemajuan medis, saat ini beberapa jenis PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. dr. Radit menyebutkan, intervensi kateter Zero Fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa pembedahan.
Diketahui radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi. “Prosedur ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi,” terangnya.
Di Indonesia, metode ini dipelopori oleh dr. Radityo Prakoso dan sekarang prosedur ini telah dapat dilakukan di Heartology.
Keuntungan Zero Fluoroscopy antara lain hari perawatan yang singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News