Womanindonesia.co.id – Epidemi virus Marburg di Afrika kini menjadi sorotan. Guinea Khatulistiwa telah mengkonfirmasi wabah pertama dari virus mematikan itu.
Pada Senin (13 April), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sembilan kematian akibat virus Marburg di provinsi Kie Ntem, Guinea Khatulistiwa.
Selain itu, WHO mendaftarkan 16 kasus suspek virus Marburg di lokasi yang sama. Mereka semua memiliki berbagai gejala, termasuk demam, kelelahan, diare, dan muntah darah.
“Marburg sangat menular. Berkat tindakan cepat dan tegas dari pihak berwenang di Equatorial Guinea, tindakan mendesak segera diambil untuk mengatasi penyakit tersebut,” kata Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti, mengutip situs resminya.
Apa itu virus Marburg yang endemik di Afrika?
Pada dasarnya, virus Marburg berasal dari keluarga yang sama dengan patogen Ebola. Tak heran jika virus ini disebut sangat mematikan.
Virus ini menyebabkan demam berdarah yang cukup fatal. WHO bahkan menyatakan risiko kematian akibat virus endemik Marburg di Afrika saat ini sudah mencapai 88 persen.
Virus ini ditularkan oleh rubah terbang. Hewan ini merupakan reservoir alami untuk virus.
Namun pada manusia, virus Marburg dapat ditularkan melalui kontak langsung, darah, air liur, lendir, tetesan pernapasan, dan cairan tubuh lainnya.
Mengutip The Telegraph, virus Marburg pertama kali ditemukan pada 1967. Saat itu, terjadi wabah aneh demam berdarah di beberapa laboratorium Eropa. Mereka muncul di Marburg dan Frankfurt di Jerman dan di Beogarg di Yugoslavia.
Infeksi pertama ditularkan oleh monyet dari Uganda. Monyet ini menjadi bahan penelitian para ilmuwan. Penyakit ini biasanya umum di negara-negara Afrika.
Selain Guinea Khatulistiwa, virus juga muncul di Angola, Republik Demokratik Kongo, dan Kenya.
Gejala virus Marburg
Virus ini biasanya memiliki masa inkubasi bervariasi dari dua hari hingga tiga minggu.
Pada tahap awal infeksi, penderita yang terinfeksi mengalami beberapa gejala seperti: B. berikut ini:
- Demam tinggi,
- Sakit kepala parah,
- Kelelahan,
- Nyeri otot,
- Diare,
- Keram perut,
- Mual dan muntah.
WHO bahkan menyebut pasien pada tahap ini sebagai “hantu”. Mata pasien terlihat dalam dan sangat lelah.
Dalam kasus yang parah, pasien biasanya mengalami pendarahan di berbagai bagian tubuh. Beberapa pasien muntah darah, tinja berdarah, dan mengeluarkan darah dari hidung, gusi, dan vagina.
Selain menjadi endemik di Afrika, virus Marburg dapat menyebabkan kebingungan dan agresi pada pasien.
WHO menyatakan bahwa pada kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi pada hari ke 8 dan 9 setelah timbulnya gejala. Kondisi ini biasanya didahului oleh kehilangan banyak darah dan syok.
Virus Marburg
Virus Marburg adalah spesies virus yang berada pada famili Filoviridae yang menyebabkan penyakit Marburg pada manusia dan hewan. Penyakit ini bersifat zoonotik.
Marburg adalah sebuah kota di Jerman, yang untuk pertama kali (1967) ditemukan penyakit yang menyerang dokter hewan dan teknisi laboratorium yang sedang menyiapkan biakan sel dari kera hijau Afrika (Cercopithecus aethiops).
Biakan sel itu akan dipakai sebagai media untuk memproduksi vaksin polio manusia. Kera hijau itu diperoleh dari hutan di Uganda, Afrika.
Setelah sampai di Jerman, beberapa di antara kera hijau tersebut menunjukkan gejala sakit demam berdarah, kemudian mati.
Selang beberapa hari, sebanyak 25 orang yang bekerja di laboratorium tersebut menderita sakit dengan gejala demam berdarah.
Dalam tempo hampir bersamaan, di Belgrado, Yugoslavia, terjadi penyakit yang sama pada 6 orang yang bekerja di laboratorium serupa.
Tujuh dari 31 orang (di Jerman dan Yugoslavia) yang terserang demam berdarah marburg akhirnya meninggal dunia.
Sesudah temuan di Jerman dan Yugoslavia, penyakit marburg baru ditemukan di Afrika, yakni di Johanesburg (1975) pada 3 orang, Uganda (1980), dan Kongo (1999) pada 76 orang, 56 di antaranya meninggal dunia.
Di bawah mikroskop elektron, virus marburg terlihat seperti benang pendek, kadang-kadang melengkung pada salah satu ujungnya sehingga membentuk angka 6 atau 9.
Virus yang berbentuk seperti benang, dimasukkan dalam famili Filoviridae (filo = filamen/benang).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News