Womanindonesia.co.id – Kasus Covid-19 varian Kraken atau Omicron XBB.1.5 telah tiba di Indonesia. Kasus Covid-19 varian kraken pertama datang dari seorang warga negara Polandia yang tiba di Indonesia pada 6 Januari 2023 dan diketahui sempat bermalam di DKI Jakarta.
Warga terpapar Covid-19 yang berasal dari negara Polandia itu tinggal di Hotel DKI Jakarta. Ia melanjutkan perjalanannya ke Balikpapan, Kalimantan Timur.
Saat menjalani tes rapid antigen pada 7 Januari, statusnya masih negatif. Namun, saat menjalani tes PCR Covid-19 pada 11 Januari, ia memberikan hasil positif.
Positif Covid-19 tanpa gejala
Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, mengatakan warga negara Polandia itu kemungkinan terjangkit Covid-19 tanpa gejala.
Dia mengisolasi diri dan tes PCR terakhir juga negatif. Saat ini, tim kesehatan terus melakukan penelusuran epidemiologi untuk melacak kontak dekat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa gurita saat ini adalah subvarietas yang paling menular.
Sehingga masyarakat sepertinya sudah mewaspadai gejala Covid-19 varian Kraken.
Gejala varian Kraken Covid-19
Pada dasarnya, gejala Covid-19 varian Kraken tidak berbeda dengan gejala omicron lainnya.
1. Pilek dan bersin
Pasien yang terinfeksi gurita dapat masuk angin. Hidung terasa gatal sampai pengap.
2. Kelelahan
Kelelahan dapat disebabkan oleh tubuh yang menggunakan energi dalam jumlah besar untuk melawan serangan virus.
3. Sakit kepala
Sakit kepala sering terjadi pada pasien Covid-19. Sakit kepala biasanya terasa seperti sensasi berdenyut di kepala.
4. Demam
Demam adalah salah satu gejala Covid-19 yang paling umum. Demam terjadi ketika sistem kekebalan tubuh melawan peradangan yang disebabkan oleh virus.
5. Batuk kering
Pada kasus Covid-19, batuk yang terjadi biasanya kering, tanpa lendir. Intensitas batuk biasanya meningkat pada malam hari.
6. Nyeri dan kelemahan otot
Badan terasa lemas, penderita Covid-19 bisa mengalami nyeri sendi atau otot. Individu yang terinfeksi varian Kraken juga dapat mengalami gejala ini.
7. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan bisa menjadi salah satu gejala pertama Covid-19. Tenggorokan terasa sakit hingga membuat sulit menelan.
Ini adalah beberapa gejala varian Kraken dari Covid-19. Segera periksakan jika Anda melihat salah satu gejala di atas.
Akankah picu pandemi?
Dr Erlina Burhan, SpP(K), Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan, mengatakan kemunculan varian gurita ini awalnya terjadi di Amerika Serikat.
Varian ini menyebar lebih cepat dari versi Corona sebelumnya.
“Kualitas virus ini adalah sangat-sangat mudah untuk menginfeksi. Jauh lebih sederhana dari varian yang ada. Tapi gejala atau rasa tidak nyamannya ringan, malah kebanyakan tidak ada rasa tidak nyaman,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (25/1/2023).
Oleh karena itu, orang yang berusia di atas 18 tahun disarankan untuk memiliki akselerator kedua untuk mencegah peningkatan kasus dan memperkuat daya tahan tubuh.
Dr Erlina mengatakan vaksin penguat tidak menjamin seseorang akan terlindungi sepenuhnya dari COVID-19, tetapi dirancang untuk menekan gejala parah pada pasien yang terpapar.
“Vaksinasi bukan satu-satunya hal. Jaga (penuhi) protokol kesehatan, kuatkan sistem imun, karena sebenarnya ini adalah melemahnya keseimbangan dan daya tahan tubuh serta keganasan virus,” tegas dr Erlina.
Pendapat pakar:
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman memperingatkan kemungkinan serius Long Covid-19 yang disebabkan oleh subvarian XBB.1.5.
Sub varian Omicron Kraken atau XBB 1.5 mendominasi dunia dan hadir di Indonesia. Subvarian ini dikenal sangat efektif menginfeksi.
“Kecuali subvarian XBB.1.5 tidak mudah hilang dan dapat bertahan di organ manusia lebih lama dari subvarian sebelumnya,” kata Dicky dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).
Akibatnya, potensi kerusakan organ tubuh jauh lebih besar. Kemudian subvarian tersebut dapat menghindari penyergapan antibodi atau pertahanan tubuh. Ini pada akhirnya dapat memiliki efek jangka menengah hingga panjang jika menginfeksi tubuh manusia.
“Data saat ini semakin menunjukkan bahwa infeksi Covid berulang dapat merusak banyak organ. Mulai otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati,” terangnya lagi.
Kabar baiknya, kemungkinan penyakit jangka panjang atau infeksi ulang dari Covid-19 dapat diminimalkan dengan vaksinasi ulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News