Womanindonesia.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa mutasi flu burung (H5N1) yaitu. 2.3.4.4b yang juga dikenal sebagai highly pathogenic avian influenza (HAPAI) telah tiba di Indonesia.
Pihaknya mengatakan, virus flu burung jenis baru bisa menular atau menyebar ke manusia.
Namun, berdasarkan hasil penilaian risiko virus influenza A (H5N1) clade 2,3,4,4b WHO, disimpulkan bahwa risiko infeksi manusia saat ini rendah dan belum dilaporkan sedang berlangsung. Penularan dari manusia ke manusia.
Kementerian Kesehatan mengatakan, situasi penyebaran virus baru clade 2.3.4.4b influenza A (H5N1) yang dikenal dengan flu burung saat ini menjadi perhatian banyak pihak.
Food and Agriculture Organization (FAO) telah mengindikasikan bahwa saat ini telah terjadi wabah HPAI (highly pathogenic avian influenza) subtipe H5N1 clade baru 2.3.4.4b di Amerika, Eropa dan Asia, terutama China dan Jepang.
Departemen Kesehatan mengindikasikan bahwa virus H5N1 clade 2.3.4.4b telah menyebar dari unggas liar ke beberapa spesies mamalia di berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara, di mana prevalensi virus tersebut pada populasi unggas tinggi.
Badan Keselamatan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah memperingatkan bahwa perolehan mutasi yang cepat dan konsisten pada mamalia dapat menjadi tanda bahwa virus cenderung menjadi infeksi zoonosis yang dapat menyebar ke manusia.
“Mengingat situasi ini, kami harap Anda dan seluruh karyawan mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan wabah flu burung (flu burung) pada manusia,” kata Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan memerlukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang membidangi tugas kesehatan hewan dan sektor terkait lainnya dalam pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia.
Kemudian menyiapkan fasilitas kesehatan untuk menangani kasus suspek flu burung sesuai pedoman yang telah ditetapkan. Hal ini juga meningkatkan kemampuan Labkesmas untuk menyaring sampel dari kasus suspek flu burung.
Selain itu, masyarakat selalu diimbau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Segera ke puskesmas jika mengalami gejala flu burung dan sebelumnya pernah terpapar faktor risiko,” katanya.
Flu Burung
Pemerintah mewaspadai Kejadian Luar Biasa New Clade Avian Influenza (KLB) 2.3.4.4b, meskipun risiko penularan ke manusia masih rendah saat ini.
Ini adalah tindakan pencegahan mengingat mutasi virus yang cepat dan konsisten pada mamalia, memberikan virus kecenderungan zoonosis dan kemampuan untuk menyebar ke manusia.
Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1), new clade 2.3.4.4b. 24 Februari 2023
“Saat ini belum ada laporan penularan ke manusia, tapi kita tetap harus waspada,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta
Keputusan ini mewajibkan dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan kepala dinas kesehatan pelabuhan (HCO) di seluruh Indonesia untuk berkoordinasi dan bekerja sama dengan dinas kesehatan hewan dan sektor terkait lainnya untuk pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia. .
Dinas kesehatan kabupaten, kabupaten dan kota juga diminta menyiapkan fasilitas kesehatan sesuai pedoman yang berlaku untuk penanganan kasus suspek flu burung. Dan meningkatkan kemampuan laboratorium kesehatan masyarakat untuk memeriksa sampel kasus yang diduga memiliki gejala flu burung.
Memperkuat kegiatan surveilans dan Rapid Action (TGC), khususnya dalam mendeteksi sinyal epidemiologis di lapangan.
Untuk daerah-daerah yang dipantau untuk penyakit seperti influenza (ILI) dan infeksi pernafasan akut yang parah (SARI) untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kasus suspek flu burung di daerah di mana flu burung telah dilaporkan pada unggas.
Apabila terdeteksi kasus suspek flu burung, Puskesmas segera menginformasikan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam waktu kurang dari 24 jam melalui Event Based Surveillance System (EBS) dan Early Warning and Response System (SKDR).
Dinas kesehatan kabupaten dan kabupaten/kota segera melapor ke Direktorat P2P PHEOC dalam waktu kurang dari 24 jam. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan hewan setempat.
Sebagai penertiban di pintu gerbang negara, Dirjen Maxi juga memerintahkan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memperkuat penyaringan penumpang domestik dan asing di pelabuhan, bandara, dan stasiun perbatasan negara.
Selidiki dan tangani kasus di mana perilaku perjalanan dengan gejala ILI diamati sesuai pedoman yang berlaku. Laksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan semua sektor berbeda di ruang kerja CCP
“Kita semua sudah bangun,” kata General Manager Maxi
Kepada masyarakat, General Manager Maxi juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melapor ke dinas peternakan apabila terjadi kematian unggas secara mendadak dan banyak di daerah tersebut, segera ke puskesmas jika melihat gejala penyakit flu burung dan telah terpapar faktor risiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News