Womanindonesia.co.id – Gelaran Festival Film Indonesia selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya baik oleh insan perfilman ataupun masyarakat luas. Dengan adanya gelaran FFI ini menandandakan kalau industri film di Indonesia tetap eksis.
Mungkin sebagian masyarakat dan insan perfilman juga semakin penasaran, nominasi Festival Film Indonesia 2021 tahun ini kategorinya apa saja? Dan siapa saja yang terlibat dalam penentuan nominasi festival Film Indonesia 2021 ini?
Menjawab rasa penasaran masyarakat, akhirnya Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2021 akhirnya secara resmi mengumumkan daftar nominasi Festival Film Indonesia 2021.
Bertempat di Dome Park Senayan dan disiarkan secara langsung secara daring melalui aplikasi VIDIO, keempat duta FFI 2021: Tissa Biani, Jefri Nichol, Angga Yunanda, dan Prilly Latuconsina, membacakan 22 nominasi kategori penghargaan Piala Citra FFI 2021.
Daftar nominasi tersebut merupakan hasil seleksi dan penjurian yang dilakukan oleh 54 orang Juri Nominasi perwakilan dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman, yang terdiri dari 45 orang Juri Nominasi untuk kategori Film Cerita Panjang dan 9 orang Juri Nominasi untuk kategori Film Non Cerita Panjang. Mereka telah bekerja sejak 15
September hingga 5 Oktober 2021.
Ketua Bidang Penjurian FFI 2021, Garin Nugroho, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sistem penjurian tahun ini dilakukan pada tiga aspek penting, yaitu penghormatan kepada organisasi profesi film dengan proses dasar penjurian dilakukan melalui asosiasi-asosiasi profesi perfilman, sistem penjurian tahap akhir untuk memilih pemenang terbaik menggunakan sistem dewan juri yang sebelumnya pernah dilakukan oleh FFI, dan partisipasi masyarakat yang lebih luas untuk kategori kritik film dan kategori film, aktor, dan aktris terfavorit pilihan penonton.
Garin Nugroho juga menambahkan, “Proses penjurian sampai dengan tahap penentuan nominasi melewati beberapa lapisan. Untuk kategori Film Cerita Panjang, penentuan daftar pendek berisi 22 film dilakukan melalui penjurian oleh 15 asosiasi profesi dan penentuan nominasi dilakukan oleh tiga orang perwakilan asosiasi profesi melalui voting dan juga diskusi. Sampai dengan tahap nominasi ini, Komite Penjurian antusias dan puas dengan hasil yang diperoleh lewat hadirnya keberagaman tema, genre, visual, dan juga munculnya nama-nama baru. Hal ini menggambarkan geliat pelaku film Indonesia yang tetap tumbuh beragam walau dalam era pandemi yang tidak mudah.”
Proses penentuan nominasi kategori Film Non Cerita Panjang dan kategori Kritik Film juga telah dilakukan dengan sangat baik oleh juri-juri perwakilan asosiasi profesi yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pembacaan-pembacaan mengenai tema dan relevansinya dengan situasi terkini hingga pada kualitas teknis dibahas panjang lebar.
Seluruh proses penjurian murni dilakukan oleh para juri yang terpilih serta disaksikan dan diawasi oleh Komite Penjurian dan Akuntan Publik.
Kredibilitas dan kerja keras yang diperlihatkan oleh asosiasi profesi dan insan juri nominasi FFI menunjukkan profesionalisme, geliat, dan semangat kebangkitan perfilman nasional pada masingmasing profesi. Sebuah semangat yang saling menumbuhkan untuk ekosistem perfilman Indonesia
Selain itu, Komite Tetap FFI 2021 juga telah memilih 15 anggota Dewan Juri Akhir yang diisi oleh profesional dan ahli dari berbagai latar profesi yang mewakili ekosistem film Indonesia dari berbagai generasi. Mereka dipilih berdasarkan rekomendasi atau usulan dari masing-masing asosiasi profesi perfilman dan juga masukan dari para
insan perfilman. Dewan Juri Akhir akan melaksanakan tugasnya hingga awal November 2021 untuk menentukan pemenang 17 kategori penghargaan.
Untuk kategori Film Non Cerita Panjang (film cerita pendek, film dokumenter panjang, film dokumenter pendek, film animasi panjang, dan film animasi pendek) dan Kritik Film, asosiasi-asosiasi profesi perfilman terkait juga telah menunjuk masing-masingmasing tiga orang yang akan bertugas sebagai Dewan Juri Akhir penentu pemenang masing-masing kategori penghargaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek), Hilmar Farid mengucapkan selamat kepada karyakarya yang lolos seleksi. Penyelenggaraan FFI adalah upaya pemerintah bersama para insan perfilman untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa, kearifan lokal, dan pembangunan bangsa melalui film. FFI juga menjadi ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman Indonesia yang telah diselenggarakan sejak tahun 1955 yang berfungsi sebagai tolok ukur prestasi, apresiasi, dan promosi film Indonesia.
“FFI tahun 2021 merupakan tahun kedua yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Kendati demikian, industri film Indonesia masih tetap berjuang untuk melahirkan karya-karya terbaiknya dalam situasi yang terbatas. Lewat FFI, kita juga bisa memperkenalkan dan mempromosikan film-film kita ke dunia, bahkan tak menutup kemungkinan membuat studio besar tertarik dengan film yang kita miliki, sehingga penting bagi kita untuk tetap menggelar Festival Film Indonesia,” jelas Hilmar.
Hilmar menambahkan, karena itulah tema FFI tahun ini merupakan refleksi dari semangat insan film Indonesia tersebut, yaitu tema “Sejarah Film dan Media Baru” dengan subtema “Beralih Masa, Bertukar Rasa Film Indonesia”. Diharapkan tema tersebut dapat menjadi landasan untuk mengobarkan semangat dan apresiasi untuk perfilman Indonesia dalam menghasilkan karya baru dengan teknologi.
“Kemendikbudristek mendukung penuh pelaksanaan FFI 2021 dengan memberikan penghargaan kepada insan perfilman atas karya film terbaik pada setiap kategori sehingga dapat menguatkan industri film dalam negeri dan sebagai ajang promosi film Indonesia di internasional. Ini juga menjadi langkah dalam memajukan kebudayaan kita melalui film,” pungkas Hilmar.
Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia akan diadakan pada 10 November 2021 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan dan disiarkan langsung secara daring melalui akun YouTube Festival Film Indonesia, Kemendikbudristek RI, dan Budaya Saya.
Seusai dengan tema yang diangkat yaitu “Sejarah Film dan Media Baru” dengan subtema “Beralih Masa, Bertukar Rasa Film Indonesia”, FFI tahun 2021 ini melibatkan empat duta artis muda yang memiliki talenta, diantaranya Tissa Biani, Jefri Nichol, Angga Yunanda, dan Prilly Latuconsina.
Profile 4 Duta Festival Film Indonesia 2021 :
Tissa Biani
Tissa Biani Azzahra (lahir 24 Juli 2002) adalah seorang pemeran, model, dan penyanyi Indonesia. Ia merupakan aktris pertama yang memenangkan Piala Citra kategori Pemeran Anak Terbaik untuk edisi perdananya yakni pada tahun 2014 untuk film 3 Nafas Likas.
Jefri Nichol
Jefri Nichol (lahir 15 Januari 1999) merupakan pemeran dan model berkebangsaan Indonesia keturunan Minangkabau, Sumatera Barat. Jefri mengawali karier sebagai model iklan, lalu terjun ke dunia akting lewat miniseri Kami Rindu Ayah pada tahun 2013, sampai akhirnya ia mendapat peran besar lewat film Pertaruhan pada tahun 2017.
Tak disangka, perannya lewat film itu membuat namanya menjulang di layar lebar dan menjadikannya salah satu aktor yang diperhitungkan. Terbukti hanya dalam waktu dua tahun, yakni 2017 dan 2018, aktor berdarah Minang ini sudah membintangi sekitar sepuluh judul film. Salah satu peran yang paling lekat dengannya adalah sebagai Nathan dalam film Dear Nathan, berpasangan dengan Amanda Rawles, yang kemudian menghantarkan mereka berdua berpasangan dalam film-film lainnya.
Angga Yunanda
Angga Aldi Yunanda (lahir 16 Mei 2000) merupakan pemeran, model, dan penyanyi berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal setelah membintangi sinetron Malu-Malu Kucing dan Mermaid in Love. Tak puas dengan dunia akting, Angga pun mencoba terjun ke dunia tarik suara.
Angga memulai kariernya sebagai model. Ia terjun ke dunia akting pada tahun 2015 dengan membintangi sinetron pertamanya, Malu-Malu Kucing berperan sebagai Baim. Selanjutnya, ia berperan sebagai Erick pada sinetron Mermaid in Love serta sekuelnya, Mermaid in Love 2 Dunia.
Tahun 2017, Angga berperan sebagai Nathan di sinetron Nathan & Nadia, berlawanan dengan Cassandra Lee dan Rebecca Klopper. Pada tahun yang sama, ia kembali berperan di sinetron Pura-Pura Haji sebagai Nata.
Pada awal tahun 2018, Angga memulai debutnya di dunia film layar lebar. Di awal debutnya, ia kembali dipasangkan dengan Amanda Manopo dalam film horor berjudul Sajen. Ia berperan sebagai Riza Alif Ramadhan.Pada November 2018, ia kembali berperan di sinetron Dilema Cinta, berperan sebagai Luki, berlawanan dengan Rebecca Klopper. Dan masih banyak lagi kiprahnya.
Prilly Latuconsina
Prilly Mahatei Latuconsina, S.IKom, yang dikenal sebagai Prilly Latuconsina (lahir 15 Oktober 1996) adalah aktris, presenter, pengusaha, model, aktivis,penulis, produser dan penyanyi berkebangsaan Indonesia yang berketurunan Ambon dan Sunda.
Prilly Latuconsina memulai kariernya di dunia hiburan Tanah Air sejak 2009. Sebelum benar-benar terjun, Prilly mengasah kemampuan aktingnya di Sanggar Ananda.
Ia pertama kali muncul di layar kaca dengan membawakan 2 Episode acara Si Bolang Trans 7 Spesial di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan menjadi Host program anak Koki Cilik.
Sejak saat itu, ia mendapat tawaran untuk beradu acting di sejumlah judul sinetron maupun ftv. Debut akting pertamanya yaitu saat membintangi sinetron Get Married The Series 1 (2010) Sebagai Josephira / Vira. Dan masih banyak lagi kiprahnya di dunia perfilman Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News