Womanindonesia.co.id – Pariwisata Bali dikenal seluruh dunia. Keindahan wisata alam Bali disebut-sebut sebagai surganya Indonesia, maka tak heran jika banyak wisatawan asing untuk menikmati liburan bahkan mentap di ‘Pulau Dewata’ ini. Kendati demikian, wisata di Bali mengalami kemerosotan akibat pandemi Covid-19.
Bali Bangkit merupakan upaya untuk memulihkan perekonomian melalui sektor pariwisata dengan mengajak masyarakat menerapkan wisata aman dan taat prokes.
Koordinator Udayana One Health Collaborating Center (Udayana OHCC) Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK(K) mengatakan, ketaatan terhadap prokes melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan langkah penting dalam pemulihan perekonomian Bali dan membangkitkan pariwisata Bali.
“Perlu komitmen semua pihak termasuk wisatawan dan masyarakat Bali. Hal ini sejalan dengan pedoman Tri Hita Karana yang salah satunya menekankan pentingnya hidup dalam keharmonisan antara manusia dengan manusia lainnya (pawongan),” kata dr. Ni Nyoman yang berperan sebagai koordinator bagi semua pihak termasuk pemerintah dan pihak swasta yang ingin berkontribusi dalam program ini dalam press conference baru-baru ini.
PLT Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, A.Par.,MM menuturkan, pada tahun 2019, wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali mencapai 6,3 juta orang atau sekitar 39% dari total kunjungan nasional yang artinya, pariwisata Bali menyumbang sekitar 29% terhadap devisa nasional atau 50% terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
Memahami pentingnya peran strategis Bali bagi industri pariwisata Tanah Air, sinergi yang baik dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk membangun Bali yang lebih kuat. “Kami sangat mengapresiasi dukungan dari NIVEA Sun dan juga Udayana OHCC terhadap program Bali Bangkit ini,” kata Tjok Bagus.
Pariwisata Bali Harus Ditunjang PHBS
Menurut sejumlah penelitian, kebiasaan mencuci tangan mengalami penurunan dibanding masa awal pandemi. Komitmen bersama untuk disiplin dalam menerapkan PHBS sangat diperlukan. Mengerti akan pentingnya peran strategis Bali bagi industri pariwisata Tanah Air, NIVEA Sun pun mengajak masyarakat khususnya wisatawan untuk menjalani liburan dengan cara yang lebih sehat.
Marketing Director NIVEA Indonesia Yulias Rachmatika mengatakan, selain menghadirkan fasilitas cuci tangan di 50 titik destinasi wisata, NIVEA melalui NIVEA Sun juga akan menyebarkan edukasi melalui Public Service Announcement mengenai wisata aman dan taat prokes sekaligus membagikan informasi tempat wisata yang aman dan taat prokes di Bali.
Tak hanya itu, NIVEA Sun juga berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya menggunakan sun protection dengan membagikan produk NIVEA SUN secara gratis kepada para wisatawan. “Melalui keterlibatan NIVEA dalam program ini, NIVEA mengajak semua pihak untuk saling jaga, menjadi guard atau pelindung bagi Bali tercinta. Kami berharap Bali bisa menjadi destinasi wisata yang lebih aman dan nyaman bagi wisatawan sekaligus lingkungan tempat tinggal yang lebih sehat bagi masyarakatnya,” tutup Yulias.
Kepedulian Terhadap Dampak Pandemi
NIVEA Sun sebagai No. 1 sun care brand di dunia menunjukkan kepeduliannya terhadap dampak panjang pandemi COVID bagi masyarakat Bali dengan cara mendukung pemerintah Bali untuk memulihkan perekonomian lewat sektor pariwisata dengan mengajak masyarakat menerapkan wisata taat protokol kesehatan (prokes) demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Melalui program Bali Bangkit, sambil membagikan produk NIVEA SUN secara gratis kepada para wisatawan untuk memastikan bahwa wisata mereka selalu terlindungi dari efek buruk sinar matahari, NIVEA Sun juga akan menyediakan fasilitas cuci tangan di 50 titik destinasi wisata guna menyebarkan edukasi mengenai pentingnya kedisiplinan dan ketertiban dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sejak awal berdirinya, NIVEA selalu berkomitmen untuk berperan aktif dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Dimulai dari tahun 1911 saat kami menghadirkan skincare untuk menjawab kebutuhan konsumen akan produk perawatan kulit yang nyaman dan aman, kemudian tahun 1958 saat untuk pertama kalinya muncul gaya hidup bermain di pantai.
“Para peneliti kami bekerja keras untuk dapat mempersembahkan produk yang dapat membantu masyarakat menikmati hangatnya sinar matahari dengan nyaman dan terlindungi. Kini saat dunia dilanda wabah Covid-19, kami pun tergerak untuk turut berkontribusi, salah satunya dengan mendukung program pemulihan ekonomi Bali,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News