WomanIndonesia.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional, hari ini Danone Indonesia memulai diselenggarakannya Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun yang dilakukan secara daring bertajuk “Membangun Generasi Sehat Melalui Edukasi Gizi seimbang Sejak Dini”.
Festival ini mengajak ribuan guru dan anak Indonesia sebagai upaya untuk terus mengingatkan guru, orang tua, dan anak tentang pentingnya gizi seimbang sejak dini sebagai salah satu langkah penting pencegahan stunting.
Anak merupakan sumber daya manusia yang sangat penting, bukan hanya bagi masa depan keluarganya, namun juga untuk masa depan bangsa. Untuk itu, tumbuh kembang anak yang maksimal sangat penting untuk mendapatkan prioritas perhatian bersama. Namun, saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi anak, misalnya kondisi kekurangan makronutrien seperti stunting, maupun kekurangan mikronutrien zat besi yang menyebabkan anemia.
Pada perayaan Hari Gizi Nasional lalu, anemia juga menjadi perhatian khusus karena terjadi pada anak-anak, remaja, hingga ibu hamil dan dapat meningkatkan risiko anak stunting. Anak yang menderita tantangan kesehatan seperti anemia dan stunting tidak dapat berkembang secara optimal karena hal tersebut bukan hanya menghambat fisik, namun juga kecerdasan.
Berdasarkan angka Riskesdas 2018, proporsi anak dengan status gizi pendek atau sangat pendek (stunting) sekitar 30.8%, masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO di bawah 20%. Tingkat kemiskinan yang melonjak 10,7%-11,6% selama pandemi maupu perkiraan tambahan 5 juta penduduk miskin baru berpotensi menghambat akses anak-anak terhadap konsumsi pangan sesuai gizi seimbang.
Ditambah lagi, edukasi gizi seimbang di sekolah maupun di rumah menjadi tidak optimal semasa pandemi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka akan dapat berdampak buruk bagi negara, bukan hanya terhadap kualias SDM namun juga ekonomi.
Sebab, stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 15.434 triliun , kerugian akibat permasalahan ini sekitar Rp 400 triliun rupiah per tahun.
Menurut Dr. Dhian Dipo, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), pencegahan stunting masih menjadi fokus, dimana Pemerintah telah membuat strategi dengan berbagai program untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024.
Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Namun, tentunya upaya penanggulangan stunting dan percepatan perbaikan gizi tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, melainkan perlu adanya kolaborasi dengan lintas-sektor, salah satunya dengan sektor swasta.
“Kemenkes menyambut baik inisiatif pihak swasta dalam upaya mencegah stunting di Indonesia, seperti sosialisasi program kampanye edukasi Isi Piringku. Edukasi gizi menjadi sangat penting karena diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang bergizi seimbang yang divisualisasikan dalam ISI PIRINGKU untuk sekali makan,” kata Dhian Dipo.
Prof. Sri Anna Marliyati, Ketua tim penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi orang tua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi dimana anak cepat merasa bosan di rumah.
“Kami melihat, upaya yang dilakukan Danone Indonesia selama ini senantiasa dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan agenda pemerintah, terutama dalam hal kondisi kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat,” kata ia.
Salah satunya adalah melalui Festival Isi Piringku ini maupun program ‘Isi Piringku’ yang bertujuan untuk mengedukasi orang tua, anak-anak, serta guru PAUD. “Buku yang telah dikembangkan bersama oleh IPB dan Danone Indonesia diharapkan dapat menjadi panduan orang tua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuahan gizi seimbang anak di rumah,” imbuhnya.
Ir. Harris Iskandar, Widya Prada Ahli Utama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mengatakan, kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang memiliki peran penting dalam menunjang kualitas pendidikan anak di usia dini seperti di usia PAUD, terutama dalam masa pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Adanya Pedoman Gizi Isi Piringku dapat menjadi salah satu solusi untuk mengedukasi masyarakat terkait aturan porsi dan jenis makanan apa saja yang dibutuhkan si kecil. “Karenanya, kami sangat menghargai segala upaya pihak swasta dalam memberikan edukasi positif bagi anak Indonesia demi terpenuhinya gizi seimbang sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik untuk menghasilkan generasi masa depan yang lebih maju,” ujarnya.
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia mengatakan, sebagai mitra pemerintah dalam program penanggulangan stunting, Danone Indonesia membangun pengetahuan mendalam tentang kebiasaan makan dan minum bergizi seimbang melalui pembuatan buku panduan, pelatihan guru PAUD dan orang tua, maupun kegiatan edukatif untuk anak di rumah.
“Selain itu, kami juga menyediakan produk bergizi yang dibuat khusus untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak. Contohnya adalah peluncuran SGM Eksplor Pro-gress Maxx yang dilengkapi dengan mikronutrien zat besi dan Vitamin C maupun Omega 3 & 6, Kalsium, Vitamin D, Vitamin B, dan lainnya,” ujarnya.
Danone Indonesia menghadirkan Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun untuk menjawab tantangan yang dihadapi orang tua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi melalui berbagai kegiatan menarik seperti Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring dan Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku.
“Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun merupakan salah satu kontribusi nyata dari Danone Indonesia dalam membantu pemerintah mensosialiasikan panduan ‘Isi Piringku’ agar masyarakat Indonesia semakin paham dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari sehari. Bagi kami, edukasi seperti ini penting dilakukan karena pandemi telah memengaruhi banyak sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali sektor pendidikan. Diharapkan melalui kegiatan ini, para orang tua tetap bisa memberikan pemenuhan gizi seimbang kepada anak agar daya tahan tubuh dan tumbuh kembang optimal, terutama di tengah masa pandemi ini,” jelas Karyanto.
Sebelumnya, Danone Indonesia telah menyusun dan memproduksi buku edukasi “Isi Piringku” yang merupakan pedoman edukasi yang dapat digunakan oleh guru-guru PAUD untuk edukasi makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun pada tahun 2017 bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – IPB.
Adapun porsi Isi Piringku terdiri dari kombinasi 50% buah dan sayur, serta 50% karbohidrat dan protein; dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat. Panduan makan sehat tersebut tidak hanya membuat kenyang, tetapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi.
Sejak tahun 2018-2020, Danone Indonesia telah berhasil mendesiminasikan buku Panduan Isi Piringku yang telah mencapai 2.746 PAUD, 6.377 Guru, 75.915 Orang tua dan, 81.162 Siswa, dengan rincian:
- Tahun 2018: 160 PAUD, 759 Guru, 10.294 orang tua dan 6.669 Siswa
- Tahun 2019: 1.288 PAUD, 3.778 Guru, 45.409 orang tua dan 43.774 Siswa, sedangkan
- Tahun 2020: 1.359 PAUD, 1.762 Guru, 23.899 orang tua dan 23.912 Siswa
Dari data tersebut terlihat bahwa setiap tahunnya ada peningkatan jumlah guru PAUD, orang tua dan siswa yang mendapatkan edukasi gizi dan pola asuh. “Kedepannya, kami terus berkomitmen untuk melakukan berbagai inisiatif dan program yang dapat mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stuting dan menghasilkan anak-anak Indonesia sebagai SDM yang berkualitas,” tutup Karyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News