Womanindonesia.co.id – Makanan kemasan telah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang praktis dan efisien. Namun, di balik kemudahan tersebut, penting bagi kita untuk lebih cermat dalam memilih produk yang dikonsumsi agar tetap sehat dan terhindar dari risiko obesitas serta penyakit tidak menular lainnya.
Dalam rangka Hari Obesitas Sedunia 2025, Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi gizi, terutama dalam membaca label kemasan dan memahami kandungan bahan tambahan pangan. Berikut adalah cara cerdas dalam memilih makanan kemasan agar tetap sehat dan sesuai dengan kebutuhan gizi harian.
1. Perhatikan Informasi Nilai Gizi (ING) pada Kemasan
Salah satu langkah utama dalam memilih makanan kemasan adalah dengan membaca Informasi Nilai Gizi (ING) yang biasanya tertera di bagian belakang atau samping produk. ING mencantumkan informasi penting seperti jumlah sajian per kemasan, total energi per sajian, zat gizi utama seperti lemak total, lemak jenuh, protein, dan karbohidrat termasuk gula, serta persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Menurut Dra. Dwiana Andayani, Apt., Direktur Standarisasi Pangan Olahan BPOM RI, memahami ING sangat penting agar konsumen dapat memilih produk yang lebih sehat.
2. Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL)
Kelebihan konsumsi gula, garam, dan lemak menjadi faktor utama pemicu obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes serta hipertensi. Untuk itu, Kementerian Kesehatan RI menetapkan batas konsumsi harian sebagai berikut:
- Gula maksimal 50 gram per hari atau setara 4 sendok makan
- Garam maksimal 5 gram per hari atau setara 1 sendok teh
- Lemak maksimal 67 gram per hari atau setara 5 sendok makan minyak
Kampanye #BatasiGGL yang didukung oleh Nutrifood sejak 2013 bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih bijak dalam mengatur konsumsi gula, garam, dan lemak demi mencegah obesitas.
3. Waspada dengan Klaim Sehat pada Kemasan
Banyak produk makanan kemasan yang mencantumkan klaim seperti bebas lemak, rendah gula, atau tinggi serat untuk menarik perhatian konsumen. Namun, penting untuk tetap membaca ING untuk memastikan klaim tersebut benar adanya.
Sebagai contoh, produk yang mengklaim rendah gula mungkin masih mengandung pemanis buatan, atau produk bebas lemak bisa saja memiliki kandungan gula yang tinggi. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu mengecek detail kandungan produk sebelum membelinya.
4. Cermati Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Bahan tambahan pangan sering digunakan dalam makanan kemasan untuk memperpanjang masa simpan, meningkatkan rasa, atau memperbaiki tekstur. Namun, apakah aman dikonsumsi?
Dr. Puspo Edi Giriwono, Direktur SEAFAST Center IPB, menjelaskan bahwa keamanan bahan tambahan pangan telah melalui kajian ilmiah ketat. BTP yang digunakan dalam pangan olahan telah ditentukan batas aman konsumsinya melalui analisis risiko dan uji toksikologi, sehingga tidak perlu dikhawatirkan jika sesuai aturan.
Namun, konsumen tetap disarankan untuk menghindari produk dengan daftar bahan tambahan pangan yang panjang dan sulit dikenali. Semakin alami komposisi suatu produk, semakin baik bagi kesehatan.
5. Gunakan Panduan Pilihan Lebih Sehat dari BPOM
Untuk memudahkan konsumen, Badan POM telah menerapkan Front-of-Pack Nutrition Labelling (FOPNL) serta label Pilihan Lebih Sehat pada produk-produk tertentu. Produk dengan label ini telah memenuhi kriteria kesehatan tertentu, seperti rendah gula, rendah garam, atau rendah lemak.
Nutrifood telah menghadirkan berbagai produk yang mendapatkan label Pilihan Lebih Sehat dari BPOM. Ini merupakan bagian dari komitmen untuk menyediakan pilihan makanan yang lebih sehat bagi masyarakat.
6. Terapkan Pola Hidup Sehat Secara Keseluruhan
Selain memilih makanan kemasan yang lebih sehat, pola hidup sehat secara keseluruhan juga harus diterapkan. Kementerian Kesehatan RI menganjurkan konsep CERDIK, yaitu:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin berolahraga
- Diet seimbang dengan konsep Isi Piringku
- Istirahat cukup
- Kelola stres dengan baik
Dengan menerapkan prinsip ini, masyarakat dapat menjaga kesehatan secara menyeluruh dan mengurangi risiko obesitas serta penyakit lainnya.
Makanan kemasan memang memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi bukan berarti kita boleh mengabaikan kandungan gizinya. Dengan membaca label informasi gizi, membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, memahami bahan tambahan pangan, dan memilih produk dengan label Pilihan Lebih Sehat, kita bisa tetap menikmati makanan kemasan tanpa mengorbankan kesehatan.
Sebagai konsumen cerdas, mari mulai kebiasaan baik dalam memilih makanan kemasan agar kita dan keluarga tetap sehat serta terhindar dari risiko obesitas dan penyakit tidak menular lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News