Womanindonesia.co.id – Di Indonesia, jumlah kasus campak pada anak meningkat 25 kali lipat dalam setahun terakhir.
Campak adalah infeksi pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini ditandai dengan ruam kulit di sekujur tubuh dan gejala mirip flu.
Campak, juga dikenal sebagai rubella, disebabkan oleh virus. Gejala biasanya muncul sekitar 1-2 minggu setelah tubuh terpapar virus campak. Penyakit ini kebanyakan terjadi pada anak-anak dan dapat mengancam jiwa. Namun, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.
Infeksi virus Campak untuk anak kecil tetapi mudah dicegah dengan vaksin. Penyakit Campak menyebar melalui udara melalui droplet yang disebabkan oleh batuk atau bersin.
Kabar baiknya, penyakit yang juga dikenal dengan campak atau measles ini termasuk dalam kategori penyakit imunodefisiensi (PD3I). Beberapa orang menganggap campak hanya sebagai ruam kecil dan demam yang hilang setelah beberapa hari.
Namun campak dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bahkan kematian, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun.
Orang tua harus memahami gejala, penyebab dan penularan penyakit campak. Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Apa penyebab penyakit campak pada anak?
“Jadi tahun 2021 ada 132 kasus terkonfirmasi dan tahun 2022 ada 3.341 kasus. Artinya, kenaikan itu pasti bukan hoaks,” kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Penyakit Menular dan Tropis UKK itu. Anggraini Alam, Kamis (19/1). Campak sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang seperti halnya rubella, termasuk dalam famili paramyxovirus.
Vaksin adalah satu-satunya cara untuk mencegah infeksi campak. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2018, sekitar 23,2 juta kematian telah dicegah dengan vaksin campak.
1. Penyebab Campak
Campak yang menyerang manusia disebabkan oleh morbillivirus, yang merupakan virus RNA. Virus ini tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa, terutama yang belum pernah divaksinasi atau pernah terkena campak saat masih kecil.
Virus penyebab campak ditemukan di hidung atau tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi. Ketika seseorang terinfeksi virus, mereka mungkin batuk dan bersin.
Tetesan tersebut kemudian dapat menyebar ke udara di mana orang lain dapat menghirupnya. Tetesan infeksi dapat bertahan di udara selama sekitar satu jam.
Campak dianggap sebagai salah satu penyakit paling menular di dunia. Penyakit ini ditularkan melalui batuk dan bersin serta melalui kontak langsung dengan hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit campak pada anak.
Mengutip situs Mayo Clinic, berikut ini di antaranya.
1. Tidak divaksinasi
Vaksinasi adalah satu-satunya cara untuk mencegah infeksi campak. Jika anak-anak tidak divaksinasi, risiko terkena campak semakin besar.
2. Bepergian ke luar negeri
Jika anak dibawa ke negara-negara di mana campak berlimpah, ada risiko si kecil akan tertular penyakit yang sama.
3. Kekurangan vitamin A
Ketika anak-anak tidak mendapat cukup vitamin A, gejala dan komplikasi campak pada masa kanak-kanak menjadi serius.
2. Gejala Campak
Gejala campak baru muncul 10-14 hari setelah terpapar. Gejala tersebut antara lain batuk, pilek, mata sakit, sakit tenggorokan, demam, dan ruam berbintik merah.
Tidak ada pengobatan untuk infeksi campak yang ada, tetapi pereda demam atau vitamin A yang dijual bebas dapat meredakan gejala Campak.
Berikut beberapa gejala Campak:
- Demam,
- Batuk kering,
- Masuk angin,
- Sakit tenggorokan,
- Mata merah dan meradang (konjungtivitis),
- Bintik putih kecil di selaput lendir pipi,
- Ruam
3. Diagnosa Campak
Diagnosis campak ditentukan berdasarkan gambaran klinis, yaitu H. tanda dan gejala yang dialami oleh pasien. Namun, pada kasus khusus, dokter dapat melakukan tes penunjang seperti hitung darah lengkap, antibodi campak, dan tes fungsi hati.
Tes menggunakan reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) juga dapat menegakkan diagnosis dengan pasti. Namun, dalam banyak kasus, ini tidak perlu.
4. Komplikasi Campak
Penyakit ini harus diwaspadai, meski jumlah penderita komplikasi campak tidak terlalu tinggi. Komplikasi yang ditimbulkan oleh campak biasanya berupa bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), infeksi telinga dan infeksi otak (ensefalitis). Di bawah ini adalah beberapa orang yang berisiko mengalami komplikasi, yaitu:
- anak di bawah satu tahun;
- orang dengan penyakit kronis; dan
- orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News