Bunga bangkai ini mekar dengan tinggi spadiks mencapai 310,5 cm dan diameter spatanya sebesar 161 cm.
Womanindonesia.co.id – Kebun Raya Cibodas baru saja merayakan hari jadinya yang ke-172 pada tanggal 11 April lalu, dan menjadi berita gembira untuk Kebun Raya tersebut karena salah satu koleksi bunga bangkai di sana mekar hanya seminggu setelah merayakan ulang tahunnya.
Bunga bangkai yang mekar tersebut berasal dari hasil semaian biji yang ditanam pada tahun 2004. Biji yang ditanam berasal dari tanaman koleksi nomor 28, yang awalnya ditemukan di Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat, oleh Alm. R. Subekti Purwantoro, dkk.
Bunga bangkai yang bernama ilmiah Amorphophallus titanum Becc ini memiliki nomor koleksi 76 di Kebun Raya Cibodas. Ini merupakan ketiga kali tanaman ini berbunga, setelah sebelumnya berbunga pada tahun 2016 dan 2020. Menurut pengelolaan ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas mulai teramati pada tanggal 16 Februari 2024.
Bunga bangkai ini mekar pada Jumat dini hari tanggal 19 April 2024, pukul 00.56 WIB, dengan tinggi spadiks mencapai 310,5 cm dan diameter spatanya sebesar 161 cm.
Menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Destri, ketinggian bunga kali ini lebih tinggi dari sebelumnya karena pertumbuhan vegetatifnya yang lebih baik, sehingga menghasilkan umbi yang lebih besar.
“Induk tanaman yang ada di Kebun Raya Cibodas memperkirakan sudah berumur antara 32-35 tahun, yang berarti tergolong sebagai herba perenial,” kata Destri dalam keterangan persnya, Jumat (19/4).
Saat ini terdapat 10 nomor spesimen tanaman bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas, yang terdiri atas 1 spesimen induk hasil pengoleksian berupa umbi dan 9 spesimen perbanyakan dari biji.
Tanaman bunga bangkai termasuk keluarga Araceae (talas-talasan) yang asli Indonesia dan endemik di Sumatera. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari pada tahun 1878 di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.
Amorphophallus titanum juga memiliki keunikan tersendiri yaitu selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai, juga mempunyai perbungaan terbesar di dunia atau disebut sebagai the giant inflorescent in the world.
Selain itu, bentuk perbungaannya menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang mekar berwarna merah hati. Tanaman endemik Sumatra ini memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetative (berdaun), fase generative (berbunga), dan fase dorman (istirahat), sehingga menarik perhatian masyarakat saat tanaman ini berbunga.
Amorphophallus titanium (Becc.) Becc termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Kita harus memperhatikan dan menjaga agar spesies ini tidak punah dan terus mekar di Kebun Raya Cibodas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News