WomanIndonesia.co.id – Ibu Hamil (bumil) yang bekerja di malam hari mesti berhati-hati. Sebab, penelitian yang dipublikasikan dalam “Occupational & Environmental Medicine” menyebutkan bahwa bumil yang bekerja pada malam hari dua atau lebih per minggu berisiko tinggi mengalami keguguran.
Pada penelitian ini, diperoleh data dari 22.744 bumil bekerja di layanan pubik, terutama di rumah sakit di Denmark dan menghubungkan dengan data dari daftar nasional Denmark mengenai kelahiran dan kasus keguguran untuk menentukan risiko keguguran pada kehamilan usia 4 hingga 22 minggu itu dipengaruhi kerja di malam hari.
Secara keseluruhan, 377.896 kehamilan dimasukkan dengan rata-rata kehamilan 19,7 minggu pada masing-masing bumil.
Setelah diteliti, usia kehamilan satu hingga delapan minggu yang memiliki jadwal kerja di malam hari selama dua kali atau lebih di minggu sebelumnya, memiliki risiko keguguran 32 persen lebih tinggi dibanding dengan bumil yang tidak bekerja pada minggu itu.
Tentu saja, risiko keguguran semakin meningkat apabila jumlah jam kerja di malam hari ditambah.
Menurut Science Daily, bumil yang bekerja di malam hari itu lebih mudah terganggu ritme sirkadian (jam tubuh biologis) dan mengurangi pelepasan melatonin.
Padahal, melatonin itu terbukti penting untuk kehamilan karena mempertahankan fungsi plasenta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News