WomanIndonesia.co.id – Virus corona (Covid-19) menjadi momok menakutkan bagi masyarakat di seluruh dunia. Bagaimana tidak, kasus positif corona terus bertambah. Per Rabu (22/4) pasien konfirmasi positif Covid-19 bertambah 283 total 7.418 orang. Sementara pasien Covid-19 meninggal bertambah 19 pasien sehingga total 635 pasien.
Para dokter dan ahli mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal rata-rata karena ada penyakit penyerta, salah satunya Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis.
Selama Work From Home (WFH) di masa pandemi (Covid-19 penyandang DM tetap harus membatasi konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) serta mencermati informasi nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman.
Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Endang Sri Wahyuningsih, MKM menjelaskan, berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi penyandang DM di DKI Jakarta sebesar 3,4%.
Jumlah ini meningkat dibandingkan data Riskesdas 2013, yaitu 2,5%. Angka ini berada di atas prevalensi nasional. “Peningkatan jumlah penyandang diabetes ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. Salah satunya adalah konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) yang berlebih dan kurang mencermati informasi nilai gizi pada kemasan pangan olahan,” kata dr. Endang pada live press conference, Rabu (22/4).
Menurut dr. Endang, sebagai bagian dari pola hidup sehat untuk mencegah prediabetes maupun diabetes, konsumsi GGL per individu harus dibatasi, yaitu:
- 50 gram gula atau 4 sendok makan gula per hari
- 5 gram garam atau 1 sendok teh garam per hari
- 67 gram lemak atau 5 sendok makan lemak per hari.
Selain membatasi konsumsi GGL, masyarakat juga harus mencermati informasi nilai gizi pada kemasan pangan olahan supaya asupan nutrisi harian tidak berlebih.
Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM, Dra. Sutanti Siti Namtini Apt, Ph.D memaparkan, produk pangan olahan yang sudah mendapatkan izin edar Badan POM wajib mencantumkan informasi nilai gizi, dengan tujuan agar masyarakat dapat memilih asupan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya demi menjaga kesehatan tubuh.
Informasi nilai gizi yang harus diperhatikan oleh masyarakat terdiri dari takaran sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi yang terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, zat gizi mikro dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi).
“Masyarakat perlu memperhatikan kandungan zat gizi yang ada dalam produk, kemudian konsumsi sesuai kebutuhan (zat gizi apa yang harus dibatasi atau yang harus dipenuhi) untuk masing-masing individu,” tututnya.
Selain untuk individu yang sehat (belum terdiagnosa prediabetes maupun diabetes), anjuran batasi konsumsi GGL dan cermati informasi nilai gizi juga berlaku untuk penyandang diabetes, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini sedang mewabah di Indonesia.
Lebih lanjut dr. Endang menuturkan, pada kondisi saat ini di mana Covid-19 sangat mudah menyebar dan menginfeksi, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan penyandang diabetes untuk mengonsumsi nutrisi rendah GGL.
“Pasalnya, orang dengan diabetes memiliki kadar gula yang tidak terkontrol, sehingga amat rentan mengalami komplikasi serius jika positif terinfeksi Covid-19, bahkan dapat berakibat fatal,” terang dr. Endang.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia (WHD) pada bulan April ini, Nutrifood selaku perusahaan makanan dan minuman kesehatan asli Indonesia, kembali mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan POM.
Dukungannya dalam mengedukasi masyarakat Indonesia terkait pentingnya membatasi konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) serta mencermati informasi nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman, khususnya pada masa pandemi Covid-19 ini.
Kegiatan edukasi diadakan dalam bentuk media workshop online, dengan tujuan untuk menginspirasi masyarakat menjalani hidup sehat dan menghindari risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, serta untuk mengedukasi penyandang diabetes mengenai risiko komplikasi serius di tengah pandemi (Covid-19).
Head of Nutrifood Research Center, Astri Kurniati menyarankan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, 80 persen PTM seperti diabetes dan jantung disebabkan oleh perilaku tidak sehat, termasuk pola makan yang tidak sehat.
“Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19, masyarakat dengan kondisi penyakit tertentu seperti diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi serius apabila terkena Covid-19,” ujarnya.
American Diabetes Association menyatakan bahwa pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tidak terkontrol dan infeksi virus dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh. “Kombinasi kedua kondisi ini pun semakin memperburuk risiko komplikasi,” katanya.
Untuk itu, kata Astri di tengah pandemi Covid-19 saat ini, mengontrol kadar gula darah menjadi semakin penting bagi penyandang diabetes. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, di antaranya dengan menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan dan rutin berolahraga.
Sebagai bagian dari pola makan sehat, penyandang diabetes sebaiknya memilih makanan tinggi serat, memperhatikan porsi dan waktu makan, serta membatasi konsumsi GGL sesuai anjuran Kemenkes.
“Selain itu, pencegahan Covid-19 juga dapat penyandang diabetes lakukan dengan menjaga kebersihan diri termasuk sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak aman, kerja/sekolah/ibadah di rumah, istirahat cukup, dan gunakan masker saat berada di tempat umum,” jelas Astri.
Head of Marketing Nutrifood, Susana menjelaskan, kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari komitmen Nutrifood dalam mendukung pemerintah Indonesia mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup sehat, terutama di masa pandemi Covid-19 ini.
Program edukasi Batasi GGL dan Cermati Informasi Nilai Gizi telah Nutrifood laksanakan secara konsisten sejak 2013. Program ini telah menyasar berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Provinsi (DKI Jakarta & DI Yogyakarta); Pemerintah Kota Bandung; Dokter Umum Puskesmas/Poliklinik (DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya); media massa dan masyarakat umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News