Sunscreen atau lotion tabir surya digunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar UVB. Namun, harus mempertimbangkan kandungan SPF agar tidak menjadi bumerang untuk kesehatan.
Womanindonesia.co.id – Sunscreen adalah bahan pokok untuk kulit yang sehat, terutama selama musim panas ketika Anda lebih cenderung bersantai di luar. Tetapi apakah ada sesuatu yang lebih mengkhawatirkan yang mengintai di dalam botol itu daripada perlindungan SPF dasar?
Sebuah studi kecil FDA yang diterbitkan di JAMA pada tahun 2020 menemukan bahwa tubuh menyerap bahan-bahan aktif tertentu dalam tingkat yang sangat tinggi yang umum dalam sunscreen kimia. Bahan-bahan tersebut adalah avobenzone, oxybenzone, octocrylene, homosalate, octisalate, dan octinoxate.
Berarti sunscreen dengan kandungan tinggi berbahaya bagi kesehatan? Berikut penjelasannya.
Bahaya Pemakaian Sunscreen SPF Tinggi
SPF atau sun protection factor mengukur seberapa baik tabir surya yang digunakan dapat melindungi dari paparan sinar UVB. Banyak orang yang menganggap semakin tinggi kandungan SPF-nya, semakin terlindungi pula kulit mereka.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk memakai SPF 50 atau lebih. Padahal, produk dengan SPF tinggi hanya memberikan rasa aman yang bersifat sementara.
“Produk dengan kadar SPF tidak melebihi 50 sudah dirasa cukup dan perlu diingat bahwa SPF hanya memberikan perlindungan dari radiasi UVB, karena tidak semua tabir surya dapat melindungi UVA,” ujar dr. Shannaz Nadia Y., SpKK(K).
Penggunaan SPF tinggi secara tidak tepat lebih berbahaya daripada orang yang memakai produk SPF yang lebih rendah. Tabir surya dengan SPF tinggi tidak hanya dapat menjanjikan perlindungan yang berlebih, justru dapat meningkatkan risiko kanker.
Tak hanya itu, produk dengan SPF yang lebih tinggi atau di atas SPF 50 dapat menyebabkan paparan UVB yang jauh lebih besar bahkan kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan kulit dalam jangka panjang yang jauh lebih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News