Overprotektif pada anak bisa berdampak pada kesehatan mental anak.
Womanindonesia.co.id – Sikap protektif merupakan salah satu sikap untuk melindungi seseorang yang tersayang. Sikap protektif pastinya dimiliki oleh setiap orang termasuk orang tua terhadap anak, demi menghindarkan anak dari berbagai bahaya di sekitarnya.
Namun, perlu Anda ketahui sebagai orang tua, protektif itu wajar asal jangan terlalu berlebihan (overprotektif). Sebab, jika Anda overprotektif kepada anak akan menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap anak. Berikut bahaya jika terlalu protektif pada anak:
1. Tidak Percaya Diri
Pada masa kanak-kanak, proses tumbuh kembang sangat penting dalam membentuk anak menjadi individu seutuhnya. Maka, penting untuk membiarkan anak menghadapi masalah dan mengambil keputusannya sendiri. Jika segala keputusan dan masalah yang terjadi pada anak selalu diatur dan diselesaikan dengan campur tangan orang tua, maka anak akan terbiasa dan menjadi tidak percaya diri dalam bertindak.
2. Berpotensi menyebabkan depresi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Tennessee terhadap sejumlah mahasiswa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka yang diasuh secara overprotektif di masa kecil berisiko mengalami depresi. Gangguan depresi pada mahasiswa ini tidak dapat dianggap remeh. Hal ini karena depresi dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi obat-obat penenang yang berisiko membahayakan kesehatan.
3. Membuat anak rentan mengalami kecemasan
Pola asuh yang over protektif menyebabkan anak tumbuh rentan terhadap kecemasan. Ini sangat masuk akal, mengingat pola asuh yang over protektif berasal dari kecemasan pada orangtua. Orangtua sadar bahwa dunia adalah tempat yang tidak aman, sehingga sangat khawatir bahwa anak mendapatkan masalah. Karena itu mereka berusaha untuk melindungi anak-anak semaksimal mungkin.
Semua ketakutan dan kecemasan orangtua diproyeksikan dan ditransmisikan ke anak, yang pada gilirannya menginternalisasikannya dan membuat anak rentan cemas serta takut akan apa pun yang tidak diketahui di luar zona nyaman anak. Secara tidak langsung, orangtua yang over protektif mendorong anak-anak untuk menghindari situasi yang menakutkan, alih-alih menghadapinya.
4. Meningkatkan risiko skizofrenia
Junpei Ishii, seorang psikiatri dari University Katsushika Medical Center menjelaskan adanya hubungan antara skizofrenia dengan pola asuh yang keliru, terutama pola asuh overprotektif. Penelitian yang dilakukan pada pasien skizofrenia menunjukkan bahwa 35% pasien yang diasuh dengan cara yang overprotektif sulit sembuh dari penyakit tersebut.
Itulah beberapa bahaya bila orangtua overprotektif terhadap anak. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News