Womanindonesia.co.id – Bagi setiap orang tua untuk mendisiplinkan anak memiliki banyak cara salah satunya dengan memukul anak. Padahal dengan memukul anak justru memberikan dampak buruk bagi psikologis anak lho!
Sandra Graham-Bermann, PhD, profesor psikologi dan peneliti utama untuk Laboratorium Kekerasan dan Trauma Anak di Universitas dari Michigan mengatakan, ini adalah area yang sangat kontroversial meskipun ada penelitian yang sangat jitu, sangat jelas dan konsisten tentang efek negatif pada anak-anak.
“Orang-orang frustrasi dan memukul anak-anak mereka. Mungkin mereka tidak melihat ada opsi lain,” jelasnya seperti dikutip dari American Psychological Association (APA).
Nah, simak bahaya memukul anak terhadap perkembangan psikologisnya berikut ini:
Anak mengalami trauma
Menurut The American Academy of Pediatric, trauma dapat terjadi akibat anak sering dipukul dan dimarahi. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan post-traumatic stress disorder (PTSD).
Anak merasa nilai dirinya rendah
Citra diri anak dibangun dari persepsi orang lain tentang dirinya. Apabila dia terbiasa dipukul oleh orangtua, dia akan merasa dirinya lemah dan tak berdaya. Bahkan di dalam keluarga yang penuh cinta sekalipun, kekerasan kecil seperti tamparan di bokong, atau pukulan dengan penggaris di telapak tangan, akan membuat anak memiliki persepsi ganda terhadap citra dirinya di mata orangtua.
Di satu sisi orangtua terlihat mencintainya, dengan memenuhi segala kebutuhannya. Namun di sisi lain, kekerasan yang dilakukan orangtua juga menorehkan luka batin yang tidak akan sembuh dalam waktu lama.
Hal ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri anak, sehingga dia tidak bisa menentukan nilai dirinya sendiri.
Gangguan perkembangan emosional
Anak yang secara fisik maupun verbal pernah dilecehkan, lebih mungkin mengalami gangguan psikologis, menurut dr. Seas. Selain itu, anak yang sering dihukum secara fisik akan membuat ia menjadi rendah diri, mengalami kerusakan otak, penyalahgunaan zat, dan gangguan perhatian. Hal ini menyebabkan depresi, kecemasan, keterampilan sosial, serta depresi.
Anak menjadi agresif
Menurut Lynn Namka, EdD., memukul anak merupakan model hukuman agresi untuk anak. Pada awalnya, ini dilakukan untuk menghentikan anak melakukan perilakunya tersebut. Anak-anak tidak selalu dapat menerima perbedaan antara agresi fisik yang diperbolehkan, seperti memukul dan mendorong, serta agresi fisik yang mereka terima sebagai hukuman. Anak juga bisa menjadi lebih cepat marah dan bertindak lebih spontan, karena mereka merasa sudah pernah melakukan hal yang dapat membuat mereka dipukul dan masih merasa kuat.
Itulah dampak buruk memukul anak. Jika anak melakukan kesalahan, berusahalah untuk memberikan pengertian dan penjelasan bukan dengan kekerasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News