Womanindonesia.co.id – Debu adalah jenis polusi udara yang paling umum dan dapat berasal dari berbagai sumber. Ada debu yang bisa terlihat secara kasat mata, ada pula yang tidak. Debu dapat ditemukan di mana saja, mulai dari partikel yang dihasilkan dalam proses erosi di alam, serbuk sari tumbuhan, hingga polusi hasil pembakaran. Paparan debu dalam kehidupan sehari-hari sering kali sulit untuk dihindari. Nah, tubuh manusia memiliki berbagai sistem pertahanan untuk menangkal bahaya dari menghirup debu.
Namun, ketika debu terhirup secara terus-menerus atau dalam jumlah berlebih, Anda berisiko mengalami gangguan pernapasan.
Nah, apa saja sih bahaya debu yang terhisap terhadap kesehatan? Simak berikut ini:
Memicu alergi
Efek negatif paling umum bahaya debu bagi kesehatan adalah alergi. Tanda dan gejala alergi debu, meliputi mata gatal, berair, dan merah, bersin, serta hidung meler. Kondisi ini bisa diperparah ketika Anda melakukan banyak aktivitas di luar ruangan, tapi urung menjaga kebersihan rumah, serta mengabaikan higienitas hewan peliharaan.
Tungau debu
Tungau debu kadang-kadang disebut tungau tempat tidur adalah penyebab paling umum alergi dari debu rumah. Tungau debu hidup dan berkembang biak dengan mudah di tempat yang hangat dan lembab. Mereka lebih suka suhu pada atau di atas 70 derajat Fahrenheit dengan kelembaban 75 hingga 80 persen. Mereka mati ketika kelembaban turun di bawah 50 persen. Mereka biasanya tidak ditemukan di iklim kering.
Partikel tungau debu sering ditemukan di bantal, kasur, karpet, dan furnitur berlapis kain. Mereka melayang ke udara ketika ada yang menyedot debu, berjalan di atas karpet atau mengganggu tempat tidur dan mereka menetap setelah gangguan selesai. Tungau debu adalah penyebab umum asma pada anak-anak .
Rumah tidak perlu terlihat kotor untuk memicu reaksi alergi tungau debu. Partikel terlalu kecil untuk dilihat dan seringkali tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan prosedur pembersihan normal. Faktanya, pembersihan yang kuat dapat memperburuk gejala orang yang alergi.
Iritasi saluran napas
Jika Anda menghirup debu dalam jumlah besar dan secara terus-menerus, debu bisa mengiritasi saluran napas atas seperti hidung dan tenggorokan. Selain menimbulkan batuk atau bersin, bahaya dari iritasi debu di saluran napas juga bisa memicu gejala sakit tenggorokan seperti tenggorokan gatal, perih, dan kering.
Paparan debu dalam jangka panjang nantinya bisa merusak jaringan di sekitar hidung dan tenggorokan. Kondisi ini bisa meningkatkan produksi dahak di saluran napas atas.
Meningkatkan risiko resistensi antibiotik
Resistensi antibiotik ialah kemampuan bertahan bakteri dari efek antibiotik. Alih-alih mati, bakteri malah bertambah banyak.
Kondisi tersebut akan mempersulit proses penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri. Ada sejumlah hal yang dapat menyebabkan resistansi antiobiotik, seperti penggunaan antibiotik secara berlebih maupun tidak tepat.
Terkait debu, perlu diingat bahwa debu bukanlah benda mati. Ada berbagai senyawa hidup di dalam butiran debu, salah satunya antibakteri bernama triklosan. Ia umum sekali ditemukan di dalam debu.
Asma
Debu sangat berbahaya bagi penderita asma. Saat debu terhirup oleh penderita asma, hal ini dapat membuat penyakit tersebut kambuh. Bahkan pada kondisi yang lebih parah, dapat menghentikan sistem pernapasan. Hal ini tentunya akan sangat berbahaya.
Diare
Jika kamu mengonsumsi makanan yang tanpa sengaja terkena debu, reaksi yang akan diberikan tubuhmu adalah diare. Debu yang menempel pada makanan tentu mengandung bakteri yang dapat membahayakan sistem pencernaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News