Womanindonesia.co.id – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik dan juga arus balik lebaran tahun 2023.
Arus balik mudik akan jatuh pada 21 April atau sehari menjelang Lebaran. Puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 25 April atau H+2 setelah Idul Fitri.
“Mengingat besarnya potensi pergerakan masyarakat pada periode ulang tahun ini, kami menyiapkan langkah-langkah proaktif bersama pemangku kepentingan terkait,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan resmi yang dirilis Senin (6/3) lalu.
Budi memperkirakan, pada puncak arus mudik tahun ini, massa akan mencapai 17,7 juta orang atau 14,3 persen dari proyeksi massa pada musim liburan 2023 atau setara sebanyak 123,8 juta orang.
Prakiraan lalu lintas tersebut didasarkan pada hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Federal (BKT). Perjalanan pulang diharapkan dilakukan setelah H-3 Lebaran, yakni. H.19 April 2023.
Sedangkan pergerakan hulu diperkirakan cukup besar hingga H+3 Lebaran, yakni 26 April. Berdasarkan hasil penelitian, asal muasal pergerakan masyarakat Jawa dikuasai tidak kurang dari 77,3 juta jiwa atau 62,5 persen.
Kementerian Perhubungan juga telah menyiapkan beberapa langkah untuk mencegah peningkatan arus penumpang, seperti: B. penyiapan infrastruktur lalu lintas, aspek keamanan dan manajemen lalu lintas.
Lima daerah asal penumpang terbanyak adalah Jawa Timur 17,1 persen (21,2 juta orang), Jawa Tengah 15,1 persen (18,7 juta orang), Jabodetabek 14,8 persen (18,3 juta orang), Jawa Barat 12,1 persen (14,9 juta orang), Sumatera Utara 3,6 persen (4,4 juta orang).
Kemudian 5 besar tujuan wisata masyarakat adalah Jawa Tengah dengan 26,45 persen (32,75 juta orang). Disusul Jawa Timur 19,87 persen (24,6 juta orang), Jawa Barat 16,73 persen (20,72 juta orang), Jabodetabek 6,52 persen (8,07 juta orang) dan Yogyakarta 4,78 persen (5,9 juta orang).
Selain itu, Departemen Perhubungan memperkirakan angkutan dalam negeri mendominasi angkutan darat, yakni mobil pribadi 22,07 persen (27,32 juta orang), sepeda motor 20,3 persen (25,13 juta orang), bus 18,39 persen (22,77 juta orang), kereta api jarak jauh 11,69 persen (14,47 juta orang) dan persewaan mobil 7,7 persen (9,53 juta orang).
Kajian ini mempertimbangkan berbagai faktor antara lain faktor sosiologis, ekonomi, budaya dan dinamika yang ada di masyarakat.
Perubahan kebijakan dan regulasi terkait penanganan situasi Covid-19 juga telah disempurnakan. Hasil tersebut menjadi dasar dan masukan bagi rencana aksi (renops) yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan, kementerian/lembaga (K/L) dan pemangku kepentingan lainnya untuk melaksanakan lalu lintas Lebaran 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News