Albert Einstein adalah ilmuwan yang ahli di bidang matematika dan fisika. Namanya terkenal di seluruh penjuru dunia. Namun siapa sangka, pria jenius ini pernah dianggap orang bodoh di masa kecilnya.
Womanindonesia.co.id – Keterpurukan merupakan keadaan dimana kita berada pada titik nadir terendah dari kekecewaan dan kegalauan, memang saat merasa terpuruk berbagai perasaan sedih dan gelisah kita alami.
Bagi Anda yang sedang berada dalam kondisi keterpurukan, janganlah berlarut-larut dan menikmati keterpurukan Anda namun bangkitlah dari kondisi tersebut dan percayalah Anda bisa melewatinya. Seperti tokoh Dunia berikut ini yang berhasil bangkit setelah keterpurukan.
Perjalanan Albert Einstein
Einsten adalah simbol dari kejeniusan dan kecerdasan. Namun tahukah Anda, Einsten pada masa mudanya adalah anak yang dianggap bodoh?
Dia baru bisa berbicara ketika berumur empat tahun? Dia juga beberapa kali gagal diterima di sekolah terbaik. Bahkan, dia juga berhenti jadi salesman asuransi setelah lulus kuliah karena gagal berkarier dalam bidang tersebut.
Dia juga pernah dikeluarkan dari sekolah karena membangkang dan gagal dua kali ujian masuk perguruan tinggi di negerinya. Namun di balik semua kegagalannya, Einstein yang ber-IQ 160 ini tumbuh menjadi salah satu ilmuwan ternama dunia. Teorinya soal relativitas menjadi pegangan berbagai penelitian.
Sejak usia muda justru Albert Einstein sudah menguasai dalam matematika dan fisika. Ia mengenyam pendidikan selama 21 tahun dengan 9 tahun di antaranya dihabiskan oleh Einstein di perguruan tinggi untuk mempelajari Fisika.
Einstein terkenal atas pengembangan teori relativitas, tetapi ia juga membuat konstribusi penting terhadap pengembangan teori mekanika kuantum. Relativitas dan mekanika kuantum adalah dua pilar fisika modern. Karya-karyanya juga dikenal karena berpengaruh terhadap filsafat ilmu.
Persamaan Albert Einstein yang paling dikenal adalah rumus kesetaraan massa-energi E = mc2, yang dijuluki “persamaan paling terkenal di dunia”. Einstein menerima Nobel Fisika pada tahun 1921 “atas jasanya terhadap fisika teoretis, dan khususnya atas penemuannya tentang hukum efek fotolistrik”, yang menjadi langkah penting dalam pengembangan teori kuantum.
Menjelang awal kariernya, Albert Einstein berpendapat bahwa mekanika Newton tak lagi mampu menyatukan hukum mekanika klasik dengan hukum medan elektromagnetik. Hal ini mendorongnya mengembangkan teori relativitas khusus saat bekerja di Kantor Paten Swiss di Bern (1902–1909).
Tetapi, ia kemudian menyadari bahwa prinsip relativitas juga dapat diperluas cakupannya pada medan gravitasi, dan ia menerbitkan sebuah makalah mengenai relativitas umum pada tahun 1916 dengan teorinya tentang gravitasi.
Albert Einstein terus meneliti masalah mekanika statistika dan teori kuantum, yang mengarah pada penjelasannya mengenai teori partikel dan gerak molekul. Einstein juga meneliti kandungan termal cahaya yang meletakkan dasar bagi teori foton cahaya. Pada tahun 1917, ia menerapkan teori relativitas umum untuk memodelkan struktur alam semesta.
Setelah menghabiskan waktu satu tahun di Praha, Einstein tinggal di Swiss antara tahun 1895 dan 1914, melepas kewarganegaraan Jermannya pada tahun 1896, dan lulus sarjana dari sekolah politeknik federal Swiss (kelak Eidgenössische Technische Hochschule, ETH) di Zürich pada tahun 1900. Setelah hidup tanpa kewarganegaraan selama lebih dari lima tahun, Einstein memperoleh kewarganegaraan Swiss pada tahun 1901, yang tetap ia pegang sampai akhir hayatnya.
Pada tahun 1905, ia dianugerahi gelar PhD oleh Universitas Zurich. Pada tahun yang sama, Einstein menerbitkan empat makalah terobosan pada masa annus mirabilis (tahun mukjizat), yang menghantarkannya memasuki dunia akademis pada usia 26 tahun. Einstein mengajar fisika teoretis di Zurich dari tahun 1912 sampai 1914, kemudian pindah ke Berlin dan menjadi anggota Akademi Sains Prusia.
Einstein menerbitkan lebih dari 300 makalah ilmiah dan lebih dari 150 karya nonilmiah. Prestasi intelektual dan orisinalitasnya menjadikan kata “Einstein” identik dengan “genius”. Menurut Eugene Wigner, “pemahaman Einstein lebih dalam dari Jancsi von Neumann. Pikirannya lebih tajam dan lebih orisinal daripada von Neumann. Dan itu adalah pemikiran yang sangat luar biasa.
Soal kecerdasan Albert Einstein yang tersiar ke seluruh penjuru dunia, membuat otak dari sang genius ini dicuri setelah kematiannya. Einstein dikabarkan wafat pada April 1955 silam karena menderita aneurisma aorta perut. Sebelum wafat, Einstein pernah mewasiatkan agar tubuhnya dapat dikremasi setelah meninggal. Pada kenyataannya, ada insiden tidak lazim usai kematian sang ilmuwan tersebut.
Ahli patologi Princeton Thomas Harvey disebut sebagai pelaku yang mengangkat otak Einstein selama proses autopsi. Diketahui, alasan ia mengambil otaknya dengan tujuan untuk menyimpan otak tersebut dan berharap dapat membuka rahasia kegeniusan Einstein.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News