WomanIndonesia.co.id – Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sekitar 30% lansia memiliki ketergantungan akibat cedera dan penyakit tertentu seperti jantung, stroke, dan lainnya.
Padahal lansia dapat tetap hidup produktif dan sehat, jika menjaga kesehatan sejak dini dengan bergerak aktif dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lansia atau masyarakat dengan usia lebih dari 60 tahun, masih termasuk dalam kategori usia produktif (15 tahun – 65 tahun).
Meski demikian, Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 22% lansia di Indonesia mengalami disabilitas ringan, dan 3,7% mengalami disabilitas sedang, berat, dan tergantung total.
Lebih lanjut Riskesdas 2018 menjabarkan ketergantungan lansia akibat penyakit tertentu yaitu :
– Penyakit Jantung: 30,2% lansia mengalami ketergantungan ringan, sedangkan 4,0% lansia mengalami ketergantungan sedang, berat hingga ketergantungan total.
– Penyakit Diabetes Melitus: 30,6% lansia mengalami ketergantungan ringan, sedangkan 4,2% mengalami ketergantungan sedang, berat hingga ketergantungan total.
– Penyakit Stroke: 33,3% lansia mengalami ketergantungan ringan, sedangkan 23,3% mengalami ketergantungan sedang, berat hingga ketergantungan total.
– Penyakit Rematik: 28,4% lansia mengalami ketergantungan ringan, sedangkan 2,6% mengalami ketergantungan sedang, berat hingga ketergantungan total.
– Cedera: 29,7% lansia mengalami ketergantungan ringan, sedangkan 4,9% mengalami ketergantungan sedang, berat hingga ketergantungan total.
Rhesya Agustine, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia mengatakan dengan nutrisi yang tepat, usia bukanlah halangan untuk bergerak aktif dan menjalani hidup secara maksimal.
“Dengan kampanye 10.000 langkah dan Ayo Indonesia Bergerak, kami mengajak masyarakat menjalani hidup aktif dan sehat hingga usia lanjut dengan memenuhi kebutuhan nutrisi tulang, sendi, dan otot yakni mengonsumsi susu (nutrisi tambahan) sebagai bentuk investasi kesehatan proaktif,” jelas Rhesya kepada WomanIndonesia.co.id pada peringatan puncak HLUN 2019 di Senayan, Jakarta, Minggu pagi (7/7).
Ketika ditanya mengapa nutrisi tambahan dibutuhkan bagi lansia, Rhesya menjelaskan bahwa asupan nutrisi tambahan dibutuhkan bergantung pada tingkat aktivitas seseorang. Semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan maka intensitas kerja otot, tulang dan sendi juga meningkat sehingga membutuhkan asupan nutrisi (kalsium, protein, kolagen) agar tetap aktif.
“Semakin berat aktivitas yang kita lakukan semakin tinggi kebutuhan tulang. Karena kalau kita olahraga tulang otot sendi kepake banget. Kapan mulai? tergantung kebutuhan seberapa berat aktif. Misal 20 tahun suka maraton pasti butuh tambahan nutrisi, saat usia 40 tahun atau 30 tahun khawatir kolesterol berarti dia butuh tambahan nutrisi untuk menjaga tekanan darah dan kolesterolnya tetap stabil,” jelas Rhesya.
Menetapkan pola hidup sehat sejak usia muda kata Rhesya akan sangat membantu saat seseorang memasuki usia lanjut.
“Kalaun memang sejak dini kebutuhan nutrisi terpenuhi bisa membuat hidup lebih maksimal. Pro aktif akan menolong banget,” lanjutnya.
Anlene MoveMax
https://www.instagram.com/p/BxUx8TogOKC/?igshid=137nsj83nh15z
Anlene dengan formula MoveMax (tinggi kalsium, protein, kolagen) membantu memelihara kesehatan tulang, sendi, dan otot serta mendukung gaya hidup aktif.
Kini, Anlene telah meluncurkan Anlene Gold Plus dengan formula ganda MoveMax (kalsium, protein, kolagen) dan Beatplus.
Beatplus merupakan serat tinggi dari gandum dan inulin, kalium, vitamin B9 dan B12 esensial, tanpa tambahan gula, rendah kolesterol, dan rendah lemak jenuh untuk membantu menjaga kesehatan tulang, sendi, otot, dan menjaga kadar kolesterol darah, tekanan darah, dan gula darah tetap stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News