Beberapa diet yang populer selama pandemi merupakan bentuk kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan.
Womanindonesia.co.id – Makan makanan yang sehat sangat penting selama pandemi Covid-19. Apa yang kita makan dan minum dapat mempengaruhi kemampuan tubuh kita untuk mencegah, melawan dan pulih dari infeksi.
Meskipun tidak ada makanan atau suplemen makanan yang dapat mencegah atau menyembuhkan infeksi Covid-19, diet sehat penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh. Nutrisi yang baik juga dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya masalah kesehatan lainnya, termasuk obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Nah, untuk itu diet apakah yang populer selama pandemi? Simak berikut ini.
5 Diet yang Populer Selama Pandemi
1. Diet keto
Diet yang populer selama pandemi pertama ketogenik. Diet keto menekankan pola makan tinggi lemak dengan mengonsumsi makanan yang kalorinya berasal dari protein dan lemak. Beberapa makanan yang identik dengan pelaku diet keto seperti daging, telur dan keju.
Bagi orang-orang yang mau menurunkan berat badan, diet keto sangatlah efektif. Pada dasarnya, diet ini menyesuaikan apa yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar. Biasanya, sistem tubuh kita menggunakan glukosa dari sumber karbohidrat sebagai bahan bakar energi.
Namun, pelaku diet keto memangkas sumber energi itu. Kondisi ini mendorong tubuh melakukan ketosis, sebuah proses pembakaran lemak sebagai bahan bakar. Cara ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh kita, menjaga gula darah tetap rendah dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Diet ini mungkin ideal bagi orang-orang yang mengalami obesitas dan mencoba menurunkan berat badan atau bagi mereka yang sedang mencoba melawan diabetes tipe 2 atau epilepsi.
2. Puasa Intermiten
Diet yang populer selama pandemi kedua adalah intermiten. Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu. Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2. Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari.
Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk. Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur.
3. Diet Paleo
Diet yang populer selama pandemi ketiga adalah paleo. Metode diet paleo meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan. Jadi, kita hanya bisa buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah. Namun, sebuah riset dari Australia membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi. Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung. Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus.
4. Diet DASH
Diet yang populer selama pandemi keempat adalah DASH singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension. Program diet ini berfokus pada penurunan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Diet DASH mengharuskan pelakunya untuk lebih banyak mengonsumsi sumber kalium yang menyehatkan jantung dan lebih sedikit mengasup sumber natrium yang merusak arteri.
Diet jenis ini dikenal sebagai pola diet yang fleksibel karena tidak menunjuk jenis makanan khusus. Kita juga tak perlu sampai kelaparan atau mengeliminasi camilan dalam pola makan kita.
5. Diet atkins
Dalam pola diet yang populer selama pandemi ini, karbohidrat dianggap sebagai musuh. Mirip seperti apa yang dilakukan para pelaku diet keto. Perbedaan utamanya terletak pada pola dietnya. Diet Atkins sedikit lebih longgar dalam hal asupan protein.
Baik atkins maupun keto sama-sama berupaya menyesuaikan metabolisme tubuh untuk fokus pada pembakaran lemak. Namun diet atkins menampilkan empat fase yang dimulai dengan aturan yang lebih ketat, kemudian berkurang seiring waktu.
Manfaat dari diet atkins termasuk menurunkan berat badan dan kontrol gula darah. Tapi, pola diet yang cukup populer ini juga punya kelemahan. Salah satunya adalah karena dianggap terlalu longgar terhadap aturan mengasup daging olahan.
Seperti kita ketahui, terlalu banyak konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Selain itu, diet ini juga membatasi asupan buah dan sayur agar tetap di bawah batas karbohidrat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News