Womanindonesia.co.id – Untuk kesekian kalinya Indonesia modest Fashion Designer (IMFD) berpartisipasi dalam pagelaran fashion berskala internasional.
IMFD akan kembali berpartisipasi dalam pagelaran panggung fashion dunia seperti ASC – New York Fashion Week pada 3 – 15 September mendatang.
ASC New York Fashion Week merupakan perhelatan fashion lokal selama perhelatan New York Fashion Week.
Parade busana dengan material kain tradisional akan kembali memukau panggung mode dunia. Bagaimana tidak, para desainer umumnya mengusung tema ‘modest’ dengan kekayaan kain tradisional seperti tenun, batik, dan songket.
Koleksi yang dibawa menyesuaikan musim di sana yakni masih edisi Spring/Summer 2020. Para desainer tersebut di antaranya Jeny Tjahyawati, Rya Baraba, Lia Afif, Lia Soraya, Tuty Adib, Riris Ghofir, Nieta Hidayani, Leny Rafael, Nina Nugroho, Novita Sari, dan Gita Orlin.
“Kini modest bisa dibawa ke kancah ingternasional, karena modest tak harus selalu menggunakan kerudung tetapi dengan mendesain busana yang tertutup,” kata Jeny Tjahyawati Ketua Umum Indonesia Modest Fashion Desainer dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (18/8)
Dan kata Jeny, para desainer memberikan sentuhan wastra nusantara untuk meningkatkan image Indonesia beragam dan kaya di mata masyarakat internasional.
Beberapa koleksi para desainer tersebut di antaranya:
Jeny Tjahyawati
Jeny Tjahyawati menyiapkan 12 look dari berbagai kain tradisional dari tenun dan batik. Dia menyiapkan berbagai busana jumpsuit, kaftan, jaket dan outer. Konsep yang diusungnya berupa padu padan busana Spring/Summer dengan warna pastel, abu-abu, silver, dan dusty pink.
Nina Nugroho
Mengusung konsep Modest Fashion for Professional yang bernuansa klasik modern yaitu memadukan gaya desain klasik yang timeless dengan kesederhanaan warna yang tegas yang tak lekang waktu.
Tuntutan mobilitas yang modern membuatnya mengusung tema ‘Emergence’, yang berarti muncul ke permukaan. Sutera Garut menjadi bahan utamanya. Sehingga tenun sutera Garut akan tampil mewah di New York. Dengan 12 look berupa kemeja, outer, kulot, rok, dres, dan jumpsuit.
Rya Baraba
Rya Baraba mengangkat tenun ikat. Tenun ikat khususnya di Jawa Barat memiliki estetika dan nilai jual yang dapat bersaing di era modern dan dapat berevolusi menjadi produk fashion dengan tren saat ini.
Mengangkat tema Evolusia menjadi inspirasi dengan gaya cutting yang edgy dan mewah. Dipadukan dengan bahan modern seperti beludru, lace, neutral, yang menjadi warna spring/summer pre fall 2019.
Tuty Adib
Blossom Minang by Tuty Adib menampilkan tenun balai panjang Payakumbuh Sumatera Barat. Dalam perhelatan ASC Newyork Fashion Week 2019 nanti, Tuty Adib mengangkat tema ‘Blossom Minang’.
Ini adalah kali kedua dia mengangkat tenun balaipanjang ke kancah fashion internasional. Tenun balaipanjang memiliki ciri khas motif-motifnya selalu mengambil inspirasi dari kekayaan seni budaya, flora, dan juga dari makanan khas kota Payakumbuh.
Lia Soraya
Lia Soraya mengangkat tema gabungan sejarah/budaya, etnik dan alam. lnspirasi Lia Soraya dalam karyanya kali ini berawal dari perjalanan wisata pada beberapa bulan lalu.
Inspirasi tersebut berasal dari beberapa tempat wisata dunia antara lain Tana Toraja di Sulawesi Selatan-Indonesia dan Hierapolis di Turki dan olahraga panjat tebing Via Ferrata.
Hierapolis adalah sebuah kota tua yang telah dimasukkan ke dalam Daftat Warisan Dunia oleh Unicef tahun I988 sehingga jutaan pengunjung di seluruh dunia mulai berdatangan untuk melihat keindahan pemandangan alamnya. Motif lainnya yaitu motif dari Tana Toraja.
Novita Sari
Desainer Novita Sari menggunakan batik Mande Rubiah untuk dipamerkan di New York. Dia tertarik menjadikan batik hasil industri rumahan perajin Uni Dewi Lunang di Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan untuk dipamerkan di New York.
Di pesisir selatan ada batik dengan motif tradisional dsn terdokumentasi dalam tambo adat Minang yang tersimpan di Ustano Mande Rubiah Lunang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News